Infrastruktur Jadi Kunci Industri Otomotif Indonesia

RENCANA PENUTUPAN JALAN TOL LAYANG JAPEK
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

VIVA – Wabah COVID-19 membuat industri otomotif Indonesia cukup terpuruk. Angka penjualan anjlok hingga 50 persen, imbas dari menurunnya daya beli konsumen dan sulitnya akses ke diler.

Padahal, sejak 2010 angka distribusi dari pabrik ke diler di Tanah Air bisa mencapai satu juta unit tiap tahunnya. Meski demikian, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo mengatakan bahwa ada upaya untuk bangkit.

Sekjen Gaikindo, Kukuh Kumara menjelaskan bahwa rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia menunjukkan angka positif. Beberapa tahun lalu, angkanya hanya 80-87 unit per 1.000 penduduk. Namun, kini sudah meningkat jadi 97 unit per 1.000 penduduk.

“Bulan Juni volume penjualan mulai membaik lagi, dan sudah mencapai lebih 12 ribu-an unit. Ini merupakan sinyal bagus, untuk segera pulih untuk sektor otomotif," ujarnya, dikutip VIVA Otomotif dari 100kpj, Senin 27 Juli 2020.

Kukuh menuturkan, kondisi industri otomotif di Asia Tenggara juga sudah mulai pulih. Hal ini bisa terlihat, dari Thailand yang kembali menggelar pameran dan Vietnam bersiap memproduksi kendaraan hasil rancangan mereka sendiri.

Faktor lain yang bisa mendorong semakin tumbuhnya otomotif nasional di dalam negeri, kata Kukuh yakni pembangunan infrastruktur di masa pandemi COVID-19.

"Pernyataan Presiden Jokowi bahwa sekalipun COVID-19 ada, tapi pembangunan infrastruktur tetap jalan, ini merupakan sinyal bagus dari pemerintah untuk industri otomotif nasional," katanya.

Data menarik lainnya yang diungkapkan Kukuh, adalah semakin meratanya penjualan kendaraan di Indonesia. Pulau Jawa tidak lagi mendominasi pemasaran dengan angka 80 persen.

"Kalau 20 tahun lalu sebesar 80 persen penjualan kendaraan terkonsentrasi di Pulau Jawa, tapi sekarang penjualan di Jawa hanya 40 persen," ungkapnya.

Terkait rencana pengembangan kendaraan listrik, Kukuh mengatakan bahwa Gaikindo mendukung sepenuhnya upaya pemerintah. Meski demikian, ia mengaku masih banyak yang harus dilakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut.