Alasan Mengapa Sirion Tak Terlalu Laris di Indonesia

Daihatsu Sirion Sporty.
Sumber :
  • Herdi Muhardi/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Penjualan city car di pasar otomotif nasional memang tak selaris mobil di segmen Low MPV (Multi Purpose Vehicle). Hal itu dikarenakan konsumen Indonesia sangat menyukai mobil berkapasitas besar yang sanggup mengangkut banyak penumpang.

Terlebih pasar mobil perkotaan menurun tajam sejak hadirnya segmen mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC). Salah satu city car yang nampak lesu penjualannya adalah Daihatsu Sirion. Dalam sebulan, mobil itu hanya dapat terjual 200-an unit.

Menanggapi hal tersebut Marketing and Customer Relations Division Head Astra International, Daihatsu Sales Operation, Hendrayadi Lastiyoso mengatakan, pihaknya hingga kini masih akan mempertahankan Sirion.

"Sirion nasibnya enggak dihilangkan. Sirion itu sekarang masih bisa jualan 200-250 an unit, tapi nanti memang kami mesti lihat lagi. Karena apa, kalau Ayla segmennya yang muda-muda, Sirion juga anak muda tapi di segmen anak muda yang berbeda, karena harga Sirion Rp150 juta ke atas dan Ayla Rp150 juta ke bawah," katanya di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, Selasa 18 April 2017.

Daihatsu mengaku santai menjual Sirion lantaran statusnya yang diimpor utuh dari negeri jiran. Alhasil, mereka merasa tak terlalu berpengaruh dengan kondisi Sirion saat ini. "Kan impor, CBU dari Malaysia. Kalau impor sih mau berapa saja," ujarnya.

Tak besarnya angka penjualan Sirion diungkapkan Hendra, salah satu faktornya adalah desainnya yang memang bukan diperuntukkan bagi masyarakat di Tanah Air. Hal itu berbeda dengan beberapa produk Daihatsu yang memang dikhususkan untuk pasar otomotif nasional.

"Masalahnya begini, Sirion memang awalnya dari Malaysia tapi terus terang itu bukan produk yang khusus untuk pasar Indonesia. Kalau Daihatsu yang lainnya memang produk khusus di Indonesia, jadi berdasarkan kebutuhan masyarakat Indonesia. Jadi memang segmennya seperti itu, jadi jualannya segitu-gitu saja," katanya.