KTM Motor di Indonesia Terbelah Jadi Dua Kubu

KTM RC250
Sumber :
  • Rendra/VIVA.co.id

VIVA.co.id – PT Penta Jaya Laju Motor (PJLM) selaku distributor motor KTM di Indonesia menyatakan menurunkan harga jual kelima produk andalannya. Kelima produk itu yakni KTM RC 250, Duke 250, RC 200 dan Duke 200 dan KTM RC 390. Pengumuman penurunan harga dilakukan memanfaatkan ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 lalu.

Namun, penurunan harga yang dilakukan PJLM rupanya berbuntut kekisruhan. PT Jaya Selaras Sejahtera (JSS) selaku Agen Pemegang Merek (APM) KTM, geram. Bahkan mereka mengaku melakukan pemutusan kerja sama dengan PJLM. Hal ini bahkan dikonfirmasi langsung oleh Presiden Direktur PT JSS, Jimmy Budhijanto, dalam keterangannya kepada awak media.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur, PT Penta Jaya Laju Motor, Kristianto Gunadi mengatakan, bila pihaknya tidak pernah menjalin kerja sama dengan pihak terkait.

"Kami tidak pernah ada kontrak dengan mereka dan kami bukan diler mereka, jadi boleh dibilang clear. Bahkan di dalam website sudah dijelaskan bahwa mereka tetap jadi distributor tapi untuk 400cc ke atas, jadi engga perlu disangkutkan lagi. Biarlah ini dibicarakan principal, mereka bicara dengan pihak Austria, kami bicara dengan pihak Bajaj," katanya, Jumat 9 September 2016.

Selain itu, Kristianto menegaskan, pihaknya saat ini menjalin kerja sama dengan Bajaj Auto Limited sebagai principal yang memiliki area teritori Asia, termasuk Indonesia.

"Jadi urutannya Bajaj ditunjuk untuk Asia termasuk Indonesia, kemudian Bajaj bekerjasama dengan Kami. Untuk itu menurut kami adalah hal yang clear. Mungkin ada hal-hal lain biarlah itu diselesaikan antara principal," ujarnya.

Dalam praktiknya PLJM menyatakan pihaknya hanya menjual motor KTM dengan kapasitas mesin 400cc ke bawah, sehingga segmen pasarnya berbeda dengan JSS yang menjual motor KTM di atas 400cc.

"Praktiknya nanti akan diselesaikan pihak principal. Kami jual 400cc ke bawah. Nanti yang diproduksi oleh Bajaj yang itu kami akan pegang di Indonesia. Kami tidak pegang big bike."

(mus)