Lampu Mobil Terlalu Terang Ternyata Berbahaya, Kenapa?

Angel eyes pada lampu mobil
Sumber :
  • viva.co.id/Jeffry Sudibyo

VIVA.co.id – Bagi pemudik yang ingin menuju Jawa Tengah atau Jawa Barat dan melintasi jalur Tol Cipali (Cikampek-Palimanan) atau Pejagan-Pemalang lebih baik berjalan di siang hari. Pasalnya, beberapa ruas jalan kedua tol tersebut masih minim penerangan.

Untuk tol Cipali sebagian besar masih mengandalkan tiang reflektor (stiker) untuk penerangannya. Begitu juga dengan jalan tol Pejagan-Pemalang yang masih uji coba, penerangan belum sepenuhnya memadai.

Maka dari itu, untuk penggunaan jenis lampu mobil sangat berpengaruh, karena jika cahaya tidak mampu menerangi jalanan di malam hari, akibatnya fatal. Seperti apa jenis lampu yang aman untuk menerobos gelap dan hujan?

Senior Instruktur Indonesia Road Safety (IRSA), Poedyo Santosa mengatakan, makin tinggi kelvin (satuan unit untuk mengukur sumber cahaya) pasti lampu semakin terang dan cenderung putih. Kata dia, jika semakin rendah kelvin maka cahayanya rendah dan itu ke arah kuning.

“Pada situasi hujan penggunaan kelvin yang tinggi akan membuat lampu bias ke arah kita dan membuat pengemudi lain menjadi silau. Jadi gunakan maksimal 4000 kelvin (agak kuning) agar ketika menembus hujan lebat pengemudi masih dapat melihat kondisi di depan,” ujarnya kepada VIVA.co.id, Selasa 13 Juni 2017.

Sementara, menurut Iwan Abdurahman sebagai Technical Service Division PT Toyota Astra Motor, menuturkan, kondisi hujan dan gelap lampu berwarna kuning lebih terlihat. Kata dia, intinya lampu dari pabrikan lebih aman dibanding aftermarket.

“Perhatikan juga safetynya kalau terlalu terang akan membahayakan pengendara lain karena silau. Sebenarnya tergantung power lampu, karena ada satuannya berapa kelvin, semakin gede kelvinnya, kekuatan nembus cahaya makin bagus,” katanya. (ren)