Ferry Iskandar

akademisi
Jakarta, 17 Februari 19743
s/d
Sekarang

Meraih tiga gelar dari luar negeri, Ferry Iskandar memilih kembali ke Indonesia untuk menjadi peneliti. Penelitiannya dalam bidang teknologi material mendapatkan sejumlah penghargaan.

Berawal dari minat dan hobi, Ferry Iskandar kini menjadi salah satu ilmuwan berpengaruh di tanah air. Sebagai seorang ahli kimia, penemu senyawa BCNO (Boron Carbon Oksinitrida) ini diganjar berbagai penghargaan salah satunya, Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) 2018.
 
Pria kelahiran Jakarta, 17 Februari 1974 ini menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister teknik di Kanagawa University. Setelah itu, ia segera melanjutkan studinya di Hiroshima University dan meraih gelar doktor pada tahun 2002.
 
Sempat menjadi pegawai di PT. Kao Indonesia Chemical selama setahun, Ferry akhirnya memilih untuk fokus di bidang penelitian. Bagi Ferry, melakukan penelitian itu seperti hobi. Ia sangat tertarik dengan teknologi material.

Selama bekerja dengan perusahaan Jepang, beberapa karyanya telah dipatenkan hingga digunakan oleh perusahaan tersebut. Tapi, pada akhirnya mantan Asisten Profesor di Hiroshima University ini memilih pulang ke Indonesia agar bisa mengembangkan kemampuan SDM tanah air.

Sebagai seorang peneliti, penemu senyawa kimia fosfor BCNO ini telah meraih banyak penghargaan, di antaranya Habibie Award dan Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa yang didapatkan tahun 2014, 10 Tokoh Penemu Nasional versi Majalah Tempo 2012, dan penghargaan dari ITB di bidang Riset dalam acara Dies Natalis ITB ke-56

Ia tak hanya berhenti di sana, Ferry terus melakukan penelitian lanjutan dan belasan paten diperolehnya di luar negeri. Baginya salah satu hal yang sentral dari perkembangan perangkat teknologi saat ini adanya teknologi material.

Di sini perlunya pengkajian dan peran peneliti, untuk menopang produk teknologi, dalam bidang nano katalis, material baterai, dan material luminescent carbon dots untuk aplikasi bio-imaging.

Berkat penelitiannya itu pula, ia kembali mendapatkan penghargaan. Ferry Iskandar mendapatkan Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) 2018 dalam bidang sains saat usianya menginjak 44 tahun. (AC/DN) (Photo/VIVA)

PENDIDIKAN
Sarjana Teknik Kimia di Kanazawa University, Jepang (1997)
Maigster Teknik Kimia di Kanazawa University, Jepang (1999)
Doktor Teknik Kimia di Hiroshima University, Jepang (2002)
 
KARIER
Peneliti di Japan Chemical Innovation Institute (2002-2003)
Karyawan di PT. Kao Indonesia Chemical (2003-2004)
Penliti pasca-doktorat di Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) (2004-2006)
Peneliti pasca-doktorat di Hiroshima University (2006-2007)
Asosiasi Peneliti di Departemen Teknik Kimia, Hiroshima University (2007)
External Technical Adviser, Nippon Muki Co. Ltd (2008-2009)
Anggota Staf Fakultas, Pusat Penelitian Hiroshima University untuk Sintesis Nanopartikel dan Aplikasinya (2007-2010)
External Technical Adviser, Sumitomo Bakelite Co., Ltd (2008-2010)
External Technical Adviser, Panasonic Electric Works Co., Ltd (2008-2010)
Asisten Profesor di Hiroshima University (2007-2010)
Dosen ITB (2009-Sekarang)
Asisten Profesor ITB (2010-Sekarang)
 
PENGHARGAAN
Research Incentive Award, Japan Association of Aerosol Science and Technology, Japan (2009)
Asian Young Aerosol Scientist Award (2009)
Anugerah Iptek Widyasilpawijana, Duta Iptek 2011 oleh Kementrian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia (2011)
Poster Terbaik: “Pengaruh Penambahan Zeolit Alami Terhadap Sifat Katalitik Nanopartikel NixFe3-xO4 dalam Pengurangan Viskositas Minyak Berat” bersama Mohamad Insan Nugraha, Prawistin Noorlaily, Mikrajuddin Abdullah, Khairurrijal, dan Ferry Iskandar, Simposium Katalisis ITB, Bandung (2012)
10 Tokoh penemu nasional versi Majalah Tempo 2012
Outstanding Paper Award of 2012, Journal of Chemical Engineering of Japan, JCEJ,  Takashi Ogi, Ferry Iskandar, Asep Bayu Dani Nandiyanto, Wei-Ning Wang, Kikuo Okuyama, "Influence of Polymer Decomposition Temperature on the Formation of Rare-Earth Free Boron Carbon Oxynitride Phosphors" (2013)
Penghargaan Dosen Berprestasi, ITB 2014
Habibie Award 2014
Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2014
Penghargaan bidang penelitian ITB 56th Anniversary (2015)
Penghargaan Achmad Bakrie 2018


Berita Terkait

Sastrawan dan Sosiolog Ignas Kleden Meninggal Dunia

Nasional

22 Januari 2024

Mengenal Anak Kedua Aburizal Bakrie, Sosok Dibalik Kesuksesan Penghargaan Achmad Bakrie XIX

Nasional

6 September 2023

Kompaknya Duet Nia Ramadhani dan Adinda Bakrie Bawakan Puisi di Penghargaan Achmad Bakrie XIX

Gosip

4 September 2023

Joko Pinurbo Bacakan Sajak-sajak Saat Menerima Penghargaan Achmad Bakrie

Edukasi

2 September 2023

Penerima Penghargaan Achmad Bakrie, Carina Joe Ungkap Jadi Ilmuwan Itu Banyak Gagalnya

Teknopedia

2 September 2023
Share :