Nadal: Kami Seperti Penjahat

Sumber :

VIVAnews – Masalah kebijakan tes doping pada para petenis, sekali lagi, mendapat perlawanan dari para subjek. Siapa lagi kalau bukan atlet tenis itu sendiri.

Andy Murray telah menyuarakan kekesalannya. Kali ini giliran peringkat satu dunia, Rafael Nadal, yang angkat suara. Pria yang baru saja memenangi gelar Australian Open itu juga kesal harus dites tiap harinya.

“Kami diperlakukan seperti penjahat,” ujar Nadal seperti dilansir The Guardian, Kamis 12 Februari 2009.

“Ibu saya saja tak harus tahu kemana saya tiap harinya. Sulit sekali untuk tahu Anda harus kemana setiap hari, terutama di olahraga seperti tenis,” tambah pria Spanyol itu.

Menurut peraturan Asosiasi Tenis Profesional (ATP), peringkat 50 besar dunia memang diwajibkan menjalani tes doping setiap hari. Petenis yang mangkir sebanyak tiga kali dalam 18 bulan, akan dikenai larangan bertanding.

Apapun yang terjadi, tes harus dilakukan atau mereka akan masuk black list ATP. Hal apes sempat terjadi pada petenis ganda putra asal Amerika Serikat, Mike Bryan.

Hanya karena ban mobilnya kempes dan tak bisa hadir tepat pada waktu tes, ia sudah terhitung dua kali absen. Satu kali lagi pelanggaran, terancamlah karirnya.

Contoh lain terjadi pada peringkat 8 dunia, Gilles Simon. Simon yang sedang berkencan dengan pacarnya di kebun binatang Paris, ditelepon dan harus saat itu juga menjalani tes.

Selain batal kencan, jadwal latihan yang sudah ia susun di Roland Garros pun berantakan karena harus menjalani kewajiban itu.

“Tidak adil diperlakukan seperti itu,” kata Nadal selepas melakoni pertandingan di Rotterdam Open. “Tentu kami juga ingin tenis dianggap sebagai salah satu olahraga Olimpiade. Tapi, kami tak mau membayar dengan harga seperti ini.”