Marcell Siahaan

Marcell Siahaan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Shalli Syartiqa

VIVA.co.id – Marcellius Kirana Hamonangan Siahaan bagitu nama lengkap dari pria berdarah Batak, Jawa dan Ambon yang lahir di Bandung, 21 September 1977 ini. Namanya mulai melejit saat dia berduet dengan penyanyi Shanty dalam lagu “Hanya Memuji” yang mencetak hits ketika itu. Lagu ini juga sempat meraih penghargaan dalam ajang AMI-Sharp Awards Ke-6 untuk kategori “Lagu Rekaman Terbaik”.

Datang dari keluarga yang menyukai musik bahkan, sebagian di antaranya adalah pemusik, sejak kecil Marcell Siahaan yang akrab dipanggil Marcell ini sudah bersahabat dengan bermacam musisi legendaris dunia seperti Nat King Cole, Frank Sinatra, Benny Goodman, Sarah Vaughn, Salena Jones dan Count Basie, lewat sang Kakek yang berdarah Solo alm. R.M. Soebroto Hardjowahono itu Marcell juga jadi fans berat musisi legendaris dunia macam Gloria Estefan dan Celine Dion. Sedangkan sang nenek, alm. Doortje F.S. Noya yang berdarah Ambon, adalah seorang instruktur piano jazz.

Sang ayah Paian Siahaan, S.H. sendiri adalah salah satu pengaruh terbesar bagi Marcell dalam menggilai musik rock klasik yang di kemudian hari akhirnya mendorong Marcell bergabung dengan band Puppen dengan aliran rock. Tercatat beberapa musisi rock legendaris seperti Chicago, The Doors, Rolling Stones dan The Beatles adalah rekomendasi sang ayah sejak Marcell kecil. Dari sang ibu R.A. V. Indrasari, Marcell mengagumi pemusik lokal seperti Broery Pesolima, Chrisye, Keenan Nasution dan Yockie Soerjoprajogo.

Musik bagaikan urat nadi bagi keluarga Marcell karena sang paman, R.M. Dr. Bayu Seto, S.H., LLM, yang penggemar musik Rock, Art, dan Progressive Rock serta New Age juga turut “meracuni” Marcell untuk mendengarkan Black Sabbath, Grand Funk Railroad, Genesis, Deep Purple, Led Zeppelin sampai Sarah Brightman dan Enya ke dalam dirinya.

Sedangkan kedua kakaknya, Mariasari dan Bonavena, juga mulai mengakrabkan diri pada musik sejak 1980-an dengan mendengarkan Adult Contemporary seperti Hall & Oates, Luther Vandross, George Duke, Kool & The Gang, Earth,Wind & Fire, Imagination, lalu kemudian New Wave (sekarang akrab disebut Pop Electronic) seperti Duran Duran, A-ha, The Cure, Erasure, Depeche Mode, Pet Shop Boys sampai Rock seperti Queen, Whitesnake, Rush dan KISS. Akhirnya semua jenis musik tersebut membuat referensi bermusik Marcell semakin matang.

Kesukaannya pada musik rupanya membawa Marcell untuk ingin mendalami instrumen musik. Awalnya, ia ingin belajar gitar seperti sang kakak. Namun, karena merasa dirinya tidak ingin disamakan dengan kakaknya, perhatiannya lalu beralih ke bass, ini akibat pengaruh dari Gene 'The Demon' Simmons-nya KISS. Merasa masih kurang cocok juga, akhirnya Marcell lebih memilih instrumen drum yang disukainya saat melihat permainan alm. Eric 'The Fox' Carr yang juga pernah menjadi drummer KISS. Instrumen inilah yang akhirnya dia tekuni.

Sebuah kisah dimulai saat Marcell masih duduk di bangku SMP, saat sedang serius bermain skateboard, Marcell pun diajak oleh Robin 'Low' Malau, teman sang kakak yang mengajaknya untuk ngeband bersama. Kebetulan saat itu, keduanya sedang dilanda frustrasi karena sama-sama tidak bisa menonton konser Sepultura di Jakarta yang berlangsung pada 8 Juli 1992.

Sejak itu, Marcell pun memutuskan untuk serius bermusik dengan mengikuti kursus drum di lembaga musik Purwacaraka Music School, Bandung. Dalam hitungan bulan sebuah band hasil bentukan Marcell dan Robin yang diberi nama Puppen pun terbentuk. Nyatanya band yang dibentuk secara tidak sengaja itu tercatat merupakan salah satu band underground terkemuka di kota Bandung.

Walaupun terbilang underground, album-album Puppen laris terjual dengan cara yang tidak biasa melalui metode DIY (Do-It-Yourself) atau jemput bola pada pelanggan. Tercatat mereka sukses merilis dua album “Not A Pup” (EP) dan “MK II”.

Puppen akhirnya menjadi salah satu legenda musik underground Indonesia. Di saat yang bersamaan, Marcell juga sempat membuat beberapa kelompok acapella antara lain bernama Six of One, Falz No Boyz dan Smooth (yang terakhir ini adalah grup acapella bersama dengan Gail Monoarfa, mantan vokalis Yovie & The Nuno yang juga adalah adik kelasnya) dengan membawakan lagu-lagu dari Shai, 4pm, Color Me Bad dan Boyz II Men. Mereka sendiri manggung di acara-acara sekolah mereka di SMU St. Aloysius, Bandung. Tapi, semuanya hanya berlangsung sementara dan tidak berkomitmen untuk serius.

Pada 1998, Marcell akhirnya memutuskan keluar dari Puppen karena ia merasa Puppen tidak lagi membuatnya berkembang secara musikalitas dan lebih ingin berkonsentrasi melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Setelah itu namanya sempat tenggelam. Namanya baru kembali terdengar saat Marcell membentuk sebuah band beraliran modern rock bernama The Experimental Jetset yang juga berbasis di Bandung. Band ini sempat mengeluarkan sebuah album untuk kemudian bubar karena alasan ketidak cocokan visi dan komitmen.

Tahun 2001, Marcell bergabung dengan paduan suara Glorify The Lord Ensemble pimpinan Daud P.M. Saba (ayah dari Carlo dan Denny Saba) yang aktif di bidang pelayanan dari gereja ke gereja dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Bagi Marcell, paduan suara ini jugalah yang telah memberikan kontribusi sangat besar dalam karir bernyanyinya. Bahkan, sampai saat ini salah satu sahabatnya di paduan suara, Jeffry Wattimena, masih terus membantunya sebagai penyanyi latar.

Tahun 2002, Marcell tiba-tiba dikenal oleh publik saat berduet dengan Shanty di lagu 'Hanya Memuji' yang diambil dari single album pertama Shanty. Marcell berhasil menjadi teman duet Shanty atas bantuan dari sahabatnya yang juga anggota Glorify, Michael Hutagalung (Michael Hutagalung pernah berduet dengan penyanyi Filipina Maribeth dalam lagu berjudul “Love Duet” sebelumnya) yang membantunya memainkan piano dan merekamkan demo seadanya.

Debut album solo pertamanya yang bertitel "Marcell" sukses dirilis pada 2003. Album ini kental dengan warna musik Urban Pop. Kesepuluh lagunya didominasi oleh lagu-lagu bertempo lembut dan sedang. Simak saja "Semusim", "Firasat", "Jangan Pernah Berubah" hingga "Waktu Kan Menjawab". Di album perdananya, Marcell melibatkan pencipta lagu handal antara lain Melly Goeslaw, Glenn Fredly dan juga para aranjer handal seperti Tohpati, Iso, Aksan Sjuman dan EQ Puradiredja. Album ini menelurkan re-packaged pada 2004 dengan tambahan dua lagu baru ciptaan Tengku Shafick yaitu “Ku Tak Mendua" dan "Mendendam".

Album keduanya yang berjudul "Denganmu" banyak diisi dengan musik soulful. Tak dipungkiri bagi Marcell ini adalah album penuh musikalitas yang mendekati idealismenya. Tercatat sederet musisi ikut membantu Marcell, seperti Andezzz yang menulis lagu berjudul 'Pelukan (Untukku)', Toma Pratama, bassis Mocca yang menulis lagu berjudul 'Jiwa Yang Hilang', Irvan Chasmala sebagai Music Director dan aranjer, Andi Rianto dan juga EQ Puradiredja yang mengijinkan lagu "Jelita" dari album kedua Humania berjudul 'Sahabat Lama' untuk dinyanyikan ulang. Terdapat juga dua lagu ciptaan Dewi Lestari sang isteri “Semua Yang Terlambat” dan “Jika Cinta Harus Buta”.

Marcell sendiri menyumbang dua lagu dalam album ini “Seperti Yang Kau Minta” dan “Temani Diriku”. Walapun album ini mendapat banyak pujian dari sisi kualitas produksi namun tidak terlalu berhasil secara penjualan dibandingkan dengan album pertama.

Pada medio 2008, Marcell kembali mengeluarkan album ketiganya yang berjudul "Hidup". Di album ini Marcell bekerjasama dengan seorang produser, musisi, dan juga gitaris handal Indonesia, Tohpati Hutomo. Album ini mampu mengobati kerinduan penggemar-penggemarnya karena Marcell cukup lama vakum. Album ini dianggap mewakili kelebihan-kelebihan album pertamanya antara lain lagu-lagunya yang catchy sekaligus juga kelebihan-kelebihan di album keduanya yaitu aransemen yang kuat dan sesuai dengan image-nya. Sebagai single pertama, dikeluarkanlah lagu 'Candu Asmara' yang merupakan reka ulang dari sebuah lagu lama yang pernah dinyanyikan oleh seorang 'diva' dangdut Indonesia, Cici Faramida, dan diciptakan oleh seniman besar Indonesia, Guruh Soekarno Putra.

Single keduanya, 'Berhenti Berharap' diciptakan oleh Andre Dinuth, salah seorang gitaris sesionis Indonesia. Disusul dengan single ketiga, 'Pantaskah', sebuah lagu balada akustik yang diciptakannya bersama Tohpati. Di album ini juga terdapat satu lagu ciptaan Dewi Lestari yang dinyanyikan duet bersama salah satu finalis Indonesian Idol musim pertama yaitu Karen Pooroe yang berjudul “Bukan Lagu Cinta”.

Gebrakan dibuat Marcell pada tahun 2009, saat membentuk sebuah grup band beraliran post-grunge bernama Konspirasi, yang ia bentuk bersama ketiga sahabatnya yaitu Edwin Syarif, yang juga merupakan gitaris kelompok band Cokelat, Candra 'Che' Johan yang merupakan vokalis dari kelompok band grunge ternama Indonesia yaitu Cupumanik serta Denny Hidayat, mantan bassis grup metal Perfect Minors yang juga seorang DJ. Mereka berempat memutuskan untuk kembali ke jalur DIY (Do-It-Yourself) movement, sama seperti Marcell ketika masih bersama Puppen dulu.

Marcell juga pernah menjajal dunia peran saat bermain dalam film layar lebar “Andai ia Tahu” pada 2002. Lawan mainnya ketika itu adalah Rachel Maryam yang selanjutnya menjadi anggota DPR periode 2009-2014 dari Partai Gerindra untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat II.

Pada 2005, Marcell juga menjajal akting di layar kaca dalam sebuah sinetron produksi SinemArt arahan sutradara Maruli Ara berjudul “Kapan Kita Pacaran Lagi?” bersama dengan Marcella Zalianty dan Davina Veronica. Hasilnya cukup mengejutkan karena Marcell berhasil masuk menjadi nominator Piala Vidia 2005 untuk kategori “Aktor Pria Terbaik”. Setelah itu Marcell sempat ikutan dalam sebuah proyek sinetron lepas FTV arahan sutradara Arie Azis yang berjudul “Pacar Selebritis” bersama Kinaryosih.

Lalu, setelah hiatus selama 5 tahun dari dunia peran, Marcell kembali berakting di film “Laskar Pemimpi”. Peran yang ia bawakan pun tidak main-main. Ia berperan sebagai Letkol Soeharto. Ada rasa bangga bercampur grogi saat Marcell memerankan salah satu tokoh penting tanah air ini.

Marcell juga sempat berperan menjadi tokoh birokrat yang kejam dan munafik pada film action comedy “Madame X” yang rilis di tahun yang sama dengan “Laskar Pemimpi”.

Dalam urusan asmara, Marcell pernah menikah dengan penyanyi, pencipta lagu dan penulis Dewi 'Dee' Lestari pada 12 September 2003 di Bandung. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Keenan Avalokita Kirana yang lahir pada tanggal 5 Agustus 2004. Mereka berpisah secara damai pada tanggal 3 September 2008, dan kemudian Marcell menikah untuk kedua kalinya dengan mantan finalis Miss Singapore Universe 2001, aktor dan juga pembawa acara, Rima Melati Adams, yang berkewarganegaraan Inggris pada tanggal 28 Januari 2009 di Kampung Glam, Singapura.

Penyuka olah raga Tai-Chi, Wing Chun dan Chinese Boxing ini adalah .seorang vegetarian dan penganut agama Buddha dengan nama upasaka Medhakumara. Marcell ditahbiskan secara resmi sebagai penganut agama Buddha pada upacara peringatan Hari Asadha tgl 29 Juli 2007 di Candi Mendut oleh Bhante Sri Paññavaro Mahanayaka Thera. Namun, pada tahun 2011 Marcell memutuskan untuk memeluk agama Islam. Bahkan, ia menamai anak ketiganya dari Rinna Melati Adams dengan Seth Ananda Siahaan. Nama “Seth” diambil dari nama nabi “Syits” yaitu nabi dalam literatur Islam Sufi yang Marcell kagumi.

BIODATA

Nama Lengkap : Marcellius Kirana Hamonangan Siahaan
Nama Panggilan : Marcell Siahaan
Tempat Tanggal Lahir  : Bandung, 21 September 1977
Agama : Islam
Pekerjaan : Artis, Penyanyi
Akun Media Sosial :  Twitter @marcellsiahaan
  :  Instagram @marcellsiahaans
   
KELUARGA  
Istri : Dewi Lestari(cerai)
  Rima Melati Adams
Anak : Keenan Avalokita Kirana
  Melati Adams:
  Edga Ian Cook
  Seth Ananda Siahaan


Filmografi           : 

  • Andai Ia Tahu (2002)
  • Laskar Pemimpi (2010)
  • Madame X (2010)
  • Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar sebagai pengisi soundtrack (2014)

Sinetron             :

  • Kapan Kita Pacaran Lagi? (2005)

Diskografi           :

  • Marcell (2003)
  • Marcell Repack (2004)
  • Denganmu (2006)
  • Hidup (2008)

Awards/Prestasi

  • Nominator Piala Vidia 2005 untuk kategori “Aktor Pria Terbaik” dalam sinetron “Kapan Kita Pacaran Lagi”
  • Peraih penghargaan 6th AMI-Sharp Awards dalam kategori “Lagu Rekaman Terbaik untuk lagu 'Hanya Memuji”
  • Peraih penghargaan AMI Awards dalam kategori “Best New Male Artist”
  • Peraih penghargaan Anugerah Planet Muzik dalam kategori “Best Male Performance”
  • Peraih penghargaan RMA (Radio Music Awards) dari MRA Group dalam kategori “Best Male Act”