Abrasi Pantai Bolmut Semakin Mengkhawatirkan

Bolaang Mongondow Utara, Busisingo
Sumber :
  • U - Report

VIVAnews - Puluhan hektar kelapa tumbang akibat satu lagi gejala alam yang dikhawatirkan akan menjadi sebuah bencana. Pasalnya Pesisir Pantai Busisingo yang selama ini menjadi andalan masyarakat sekitar, sebagai salah satu situs objek wisata pantai, saat ini terancam hilang. 

Ancaman hilangnya pesisir pantai tersebut dikarenakan peristiwa abrasi yang sering terjadi terjadi beberapa kurun waktu terakhir ini. Bahkan menurut keterangan beberapa warga dalam enam bulan terakhir telah terjadi penggunduran garis pantai yang mencapai hingga 16 meter.

Selain merubah struktur pantai pantai yang sebelumnya landai menjadi curam, peristiwa abrasi ini juga menyebabkan terjadinya kerugian di pihak petani kelapa. Berdasarkan pantauan, diperkirakan ratusan batang pohon kelapa sudah tumbang karena gempuran arus dan gelombang laut.

Om Rombe, salah satu petani yang menjadi korban mengatakan, dirinya sudah tidak tahu akan berbuat apalagi. Sebab peristiwa seperti ini sudah dimulai sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu.

Ketika itu peristiwa abrasi belum terlalu parah seperti ini.  Ini sudah pernah dilaporkan kepada pemerintah setempat, namun kenyataanya belum juga ada tanda-tanda perhatian pemerintah. “Sudah sekitar 5-6 baris pohon kelapa yang telah tumbang akibat abrasi, dan jumlahnya itu sudah ribuan, yang tertinggal hanya beberapa baris lagi,” ujar Rombe.

Dikhawatirkan jika kondisi seperti ini tidak segera ditanggulangi oleh pemerintah akan segera memakan korban yang lebih besar lagi.

Karena selain perkebunan kelapa yang sudah menjadi korban, pada saat pasang tinggi gelombang laut pun sudah bisa mencapai kawasan persawahan milik warga yang dulunya berada jauh di belakang garis pantai.

Akibatnya sejumlah petani dirugikan dengan peristiwa tersebut, beberapa hektar areal persawahan pun gagal panen karena kemasukan air laut.

Kekhawatiran warga abrasi bukan hanya terjadi di pesisir pantai namun terjadi di sepanjang penggiran aliran sungai yang notabene telah menghilangkan sekitar puluhan meter wilayah daratan.

Kondisi ini tentu sangat membahayakan keberadaan penduduk dan desa, dikarenakan posisi desa yang pada kenyataanya terletak diantara dua buah sungai dan pesisir pantai.

Bahkan salah seorang warga mengatakan jika masalah ini tidak segera ditanggulangi bukan tidak mungkin tahun depan sudah ada rumah warga yang akan menjadi korban. Jika terus dibiarkan akan menyebabkan hilangnya wilayah desa secara besar-besaran.

“Dalam jangka waktu 3-5 bulan sudah puluhan meter tanah yang hilang, apalagi kalau dalam jangka waktu tahunan coba bayangkan,” ungkap warga tersebut. (adi)