Ciptakan COMET, Mahasiswa IPB Juarai Lomba PNPI 2017

Mahasiswa IPB menjuarai Lomba Pekan Nasional Perubahan Iklim 2017.
Sumber :

VIVA.co.id – Indonesia rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kenaikan muka air laut, gangguan di sektor pertanian dan ketahanan pangan jadi ancaman di depan mata. Kebakaran lahan menjadi tantangan terberat. Sektor pertanian menghadapi tantangan serius dalam iklim yang terus berubah saat ini.

Perubahan iklim mengakibatkan produksi pertanian mengalami gangguan. Harus adanya upaya pencegahan dan edukasi terkait masalah perubahan iklim. Sebab perubahan iklim berimbas di berbagai sektor, seperti banyaknya bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Berpikir dari sudut pandang tersebut, Ilham Maulidin, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan media permainan COMET (Eco-Meteorology), media edukasi adaptasi bencana. Media permainan ini diimplementasikan sebagai bentuk strategi edukasi lingkungan atmosfir dan bumi berbasis adaptasi mitigasi bencana alam.

Permainan COMET ini dikhususkan bagi anak-anak usia dini yang bertempat di wilayah-wilayah rawan bencana. Ide ini, ia tuangkan dalam bentuk esai dan diikutsertakan dalam ajang bergengsi Pekan Nasional Perubahan Iklim (PNPI) 2017 yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

Prestasi membanggakan pun berhasil Ilham toreh dengan idenya ini. Ia berhasil meraih juara pertama dalam lomba kategori esai PNPI 2017 pada 4 Agustus yang lalu. Untuk juara kedua diraih oleh alumni IPB, Iman, yang mengangkat tentang peran kebun raya untuk mengurangi emisi karbon. Juara ketiga diraih oleh mahasiswa ITS tentang konsep investasi lingkungan.

“Strategi edukasi upaya adaptasi mitigasi bencana sangat diperlukan saat ini. Mengingat masih banyak masyarakat yang belum tanggap terhadap bencana. Media permainan ini dapat menjadi solusi dengan adanya edukasi terhadap lingkungan atmosfir dan bumi,” ujar Ilham.

Ilham mengurai pentingnya pengenalan mengenai perubahan iklim dan adanya pengetahuan tentang mitigasi dan adaptasi terhadap bencana. Serta dijadikannya pengetahuan tentang bencana tersebut menjadi sikap, perilaku dan budaya yang mengaitkan kehidupannya dengan bencana. Langkah ini penting agar kapasitas masyarakat menghadapi bencana dapat meningkat.

Untuk itu, edukasi bencana menjadi penting. Terutama di kawasan yang rentan terhadap bencana alam. Banyak aspek yang penting seputar kebencanaan. Misalnya, pengenalan tentang potensi bencana yang ada di sekitar, histori bencana yang pernah terjadi, bentuk antisipasi, meningkatkan kesadaran tanda-tanda bencana, dampak bencana bagi individu, keluarga, dan komunitas, cara penanganan dalam kondisi bencana, serta bagaimana cara menyelamatkan diri dari bencana.

COMET atau Eco-Meteorology dirancang dengan menarik dan edukatif. Sehingga hasil dari media permainan ini dapat menjadi edukasi dini tanggap bencana. Permainan ini seperti permainan ular tangga, dengan tambahan inovasi dan edukasi di dalamnya. Dengan demikian, diharapkan anak-anak di daerah rawan bencana dapat beradaptasi dan tanggap terhadap bencana yang disebabkan oleh lingkungan dan iklim.

Bencana dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa bisa diprediksi sebelumnya. Baik itu bencana alam ataupun sosial. Melalui pendidikan bencana, tidak berarti risiko dampak bencana dapat ditekan sehingga sama sekali tidak menimbulkan dampak. Tujuan dan harapan yang ingin dicapai melalui pendidikan bencana adalah mencapai minimal risiko dampak bencana. (Tulisan ini dikirim oleh Humas IPB/NM)