Dilarang Mudik, Lebaran Jadi di Kota Perantauan

Suasana jalan raya menuju Lebaran.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pemerintah resmi melarang masyarakat untuk mudik tahun ini. Pakar Satgas Covid-19 mengatakan bahwa kebijakan melarang mudik berdasarkan pengalaman kasus sebelumnya yang mana pada waktu itu mengalami kenaikan dan setiap selesai liburan.

Berbagai cara orang untuk melakukan mudik, meski itu bukanlah hal yang mudah. Tetapi saya memilih untuk menetap bahkan sampai bulan Ramdhan berakhir hingga lebaran dikota perantauan.

Sebagai anak kos, saya memilih untuk merayakan lebaran dan menjalankan puasa di jatinangor. Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan kepada masyarakat  untuk melarang mudik, saya memilih menetap dikarenakan ada hal penting yang tidak bisa ditinggalkan.

Keadaan jatinangor menjelang lebaran yang mulai sepi ditambah banyak toko dan tempat umum lainnya yang membuat saya kesulitan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Tetapi suasana sendirian dan sepi tidak masalah bagi saya. Karena hal itu sudah terbiasa yang suka suasana tenang dan hening walau sempat mengalami kebosanan di kos.

Apalagi bagi para mahasiswa rantau yang tentunya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menambah penghasilan. Memilih untuk pulang ke kampung halaman bukan berarti tanpa risiko. Risiko terpapar corona menjadi lebih besar. Mungkin memang dirinya ketika pulang ke kampung halaman tidak terpapar virus, namun besar kemungkinan terpapar virus di perjalanan.

Tradisi mudik lebaran yang dilarang tentunya akan menciptakan kegalauan tersendiri bagi para perantau. Mereka yang biasanya merayakan hari raya dengan keluarga dan orang terkasih harus berlebaran di tanah perantauan.

Dilema yang dialami yang dialami termasuk saya. Kemungkinan untuk berlebaran di perantauan jauh dari kampung halaman menjadi hal yang harus siap dihadapi. Tentunya yang yang paling merasa galau adalah perantau yang tidak memiliki orang terdekat di perantauan dan harus terisolasi di kosan.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.