Hanya dengan Inflasi Rendah, Daya Beli Bisa Meningkat

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • VIVA/Anwar Sadat

VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat laju pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga sepanjang 2017 terlihat melambat yaitu sebesar 4,95 persen jika dibandingkan 2016 yang mampu menyentuh 5,01 persen.

Atas hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, lambatnya pertumbuhan konsumsi sepanjang 2017 disebabkan oleh adanya tekanan inflasi, sehingga sangat memengaruhi daya beli masyarakat.

Untuk itu, dalam mengatasi hal tersebut, pemerintah akan tetap menjaga inflasi di level yang rendah, sebab sangat penting demi menjaga daya beli masyarakat.

"Menjaga daya beli masyarakat melalui inflasi yang rendah itu penting sekali," ujar Ani panggilan akrab Sri Mulyani, di Jakarta, Selasa 6 Februari 2018.

Adapun kegiatan pemerintah yang dapat meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat, lanjut Ani adalah transfer pemerintah untuk keluarga miskin atau menengah ke bawah yang harus tepat waktu.

Selain itu, dalam program tersebut pada tahun ini pemerintah telah meningkatkan jumlah penerima bantuan.

"Seperti PKH (Program Keluarga Harapan) yang sudah dinaikkan sampai Rp10 juta per keluarga itu diharapkan bisa menimbulkan daya beli (masyarakat) di level yang tengah," ujarnya.

Sementara itu, untuk konsumsi kelas masyarakat menengah atas, Ani menilai perlu penanganan yang berbeda dikarenakan sangat dipengaruhi keseluruhan lingkungan perekonomian.

PR Pemerintah Atasi Dampak BBM: Inflasi Naik, Kesejahteraan Tidak

Oleh karenanya, ia menganggap dengan adanya momentum investasi dan ekspor yang meningkat, maka diharapkan dapat memberikan kepercayaan diri yang lebih bagus kepada masyarakat kelas menengah atas pada 2018.

"Investasi meningkat lebih tinggi dari tahun lalu, sekarang sudah di atas 6 persen. Ekspor juga sudah cukup stabil di atas 8 persen. Kedua kegiatan ini diharapkan memberikan confident yang lebih bagus," ujarnya.

Agustus 2022 Indonesia Deflasi, Tapi Ada Komoditas Penyumbang Inflasi

Di akhir, Ani mengungkapkan dengan fokusnya pemerintahan Joko Widodo untuk memperbaiki iklim investasi dan ekspor maka diharapkan akan meningkatkan daya beli masyarakat.

Puncak arus balik mudik di Terminal Kalideres, Jakarta Barat.

Jumlah Pemudik Lebaran 2024 Capai 193,6 juta, Airlangga: Ada Andil Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, adanya mudik Lebaran Idul Fitri tahun ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi RI.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024