BTN Dorong Peningkatan Pangsa Pasar KPR Syariah

Ilustrasi properti.
Sumber :
  • Forbes

VIVA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mendorong peningkatan pangsa pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah pada tahun ini. Melalui Unit Usaha Syariah Bank BTN, perusahaan perbankan pelat merah itu berusaha meningkatkan KPR Syariah dan KPR Konvensional secara beriringan.

Ekspansi Bisnis di Parepare, BTN Targetkan Salurkan KPR Baru Rp48 M

Direktur Consumer Banking BTN, Budi Satria mengatakan, saat ini porsi KPR konvensional di perseroan sekitar 70 persen sedangkan 30 persennya merupakan KPR syariah.

"Sekitar 70 persen konvensional, 30 persen syariah, tapi kan ini pasarnya berkembang (KPR Syariah)," kata Budi di Jakarta, Selasa 27 Februari 2018.

BTN Targetkan Kredit pada 2022 Tumbuh hingga 11 Persen

Melalui penciptaan pasar baru, pihaknya terus melakukan peningkatan pangsa pasar KPR syariah dengan berbagai program yang dilakukan.

"Kita coba dengan berbagai program kita coba dengan pasar baru. Kalau market memang lebih besar yang konvensional, tapi kalau syariah ini growing. Marketnya tumbuh," kata dia.

Expoversary Online 2022, BCA Tawarkan Bunga KPR 2,65 persen

Ia menjelaskan, KPR Syariah dengan skema subsidi pun banyak disalurkan. Khususnya, paling besar di wilayah Jawa Barat dan Jabodetabek. Sementara, wilayah lain seperti Sumatera dan Kalimantan juga terus berkembang. "Di Indonesia timur juga sekarang kita dorong," ujarnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari UUS BTN, realisasi penyaluran KPR BTN Syariah sepanjang 2017 tercatat sebesar 32.815 unit dengan rincian 26.017 unit KPR Subsidi, 4.919 unit KPR non subsidi dan 1.879 pembiayaan non KPR.

Kata Budi, pangsa pasar KPR Konvensional maupun Syariah memiliki segmentasi tersendiri.

"Memang ada marketnya sendiri-sendiri. Kadang-kadang di instansinya sendiri ada yang minta konvensional ada yang minta syariah," katanya.

 

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja.

BCA Jor-joran Kasih Bunga KPR dan KKB hingga 2,65 Persen

Bos BCA Jahja Setiaatmadja menegaskan, dari segi likuiditas dan pendanaan, perbankan Indonesia cukup kuat saat ini. Sehingga Bisa mematok bunga KPR dan KKB rendah.

img_title
VIVA.co.id
10 Maret 2022