Dolar Merangsek ke Rp 12.250

VIVAnews - Pergolakan nilai tukar belum berakhir. Rupiah Kamis 20 November 2008 pagi masih berkutat di level 12.000/US$.

Bahkan pada pukul 08.50 WIB, data Bloomberg menunjukkan dolar sudah merangsek ke level Rp 12.250, melemah dibanding penutupan Rabu sore di level 12.200/US$.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui saat ini dolar dalam posisi anomali. Indikasi terlihat dari pergerakan mata uang ini yang bertentangan dengan kondisi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat.

Ekonomi Amerika terpuruk akibat krisis kredit macet perumahan yang merembet ke sektor finansial. Padahal pada krisis Asia sepuluh tahun lalu, kehancuran ekonomi dibarengi dengan depresiasi nilai tukar.

Namun Menkeu memastikan rupiah masih dalam zona aman jika dibandingkan mata uang regional lain yang terdepresiasi antara 30-40 persen.

Di kawasan selain rupiah, won Korea Selatan juga ambruk ke level terendah sejak krisis 1998. Won terkikis 0,05 persen di level 1.479,8/US$. Mata uang lain juga bernasib sama, seperti dolar Singapura yang jatuh 0,10 persen, ringgit Malaysia jatuh 0,01 persen, dan baht Thailand anjlok 0,3 persen.

Prabowo Suarakan Solidaritas untuk Palestina, Soroti Standar Ganda Negara Barat

Untuk menahan kejatuhan rupiah, pemerintah dan Bank Indonesia menimbau masyarakat yang tidak membutuhkan dolar melepas mata uang tersebut. Sedangkan pengusaha diminta melakukan sejumlah penyesuaian.

Ilustrasi Gambar Bendera PBB di Venezuela (Doc: AP Photo)

Komisaris HAM PBB Kecam Perihal Hukum yang Mewajibkan Hijab di Iran

Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat, 26 April 2024 lalu mengecam laporan Iran tentang ketatnya penegakan undang-undang Hijab

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024