2010, Industri Manufaktur Naik 4,5%

VIVAnews - Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur akan melejit hingga 4,55 persen pada tahun ini. Padahal, industri dalam negeri masih di tengah ancaman serbuan produk impor China melalui perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) Asean-China.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengakui, FTA Asean China akan mempengaruhi pertumbuhan industri manufaktur, terutama industri yang terpukul dengan serbuan produk China seperti tekstil dan baja.

"Saya optimis angka itu akan tercapai tahun ini, karena pertumbuhan industri tekstil misalnya, tidak dimasukkan dalam asumsi angka pertumbuhan tersebut," kata Hidayat usai konferensi pers di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Senin, 4 Januari 2010.

Menurutnya, industri tekstil hanya akan sedikit mengalami pertumbuhan, alias bergerak di kisaran nol koma sekian persen.

"Banyak yang mengatakan, tekstil akan tumbuh negatif karena FTA. Namun, menurut saya masih bisa tumbuh positif karena ada program restrukturisasi permesinan yang membantu supaya daya saingnya naik," katanya.

Selain itu, Hidayat meminta agar kalangan perbankan mendukung dengan suku bunga yang kompetitif. Dalam hal ini, seluruh sektor industri beserta perbankan diharapkan menempatkan orientasi pada pertumbuhan, bukan pada penumpukan keuntungan.

Guna mencapai target pertumbuhan industri 4,55 persen, Hidayat akan menempatkan beberapa sektor unggulan, di antaranya makanan minuman, tembakau, percetakan, semen (kimia hilir), dan beberapa logam.

Departemen Perindustrian merinci, proyeksi pertumbuhan industri terdiri dari, industri makanan minuman dan tembakau (6,61 persen), tekstil barang kulit dan alas kaki (1,45 persen), barang kayu dan hasil hutan lainnya (0,46 persen), kertas dan barang cetakan (2,58 persen), pupuk kimia dan barang dari karet (4,9 persen), semen dan bahan galian non logam (0,22 persen), logam dasar besi dan baja (minus 0,06 persen), alat angkut mesin dan peralatan (6,87 persen), serta industri lainnya (0,76 persen).

antique.putra@vivanews.com

Tinjau BLUD RS Konawe, Presiden Jokowi Apresiasi Inisiatif Pendanaan Pembangunan
VIVA Otomotif: Bus karoseri Laksana diekspor ke Laos.

Ternyata Bodi Bus Punya Batas Usia Pemakaian, Ini Hitungannya

Ternyata, penggunaan bodi bus memiliki batas usia pemakaian. Hal ini dilakukan untuk mengganti model lebih terkini dan menjaga agar kendaraan tetap nyaman digunakan.

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024