9 Kejelekan BI di Mata Masyarakat

VIVAnews - Pengajar Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah berkesempatan mencurahkan hati tentang kekesalan masyarakat terhadap Bank Indonesia. Sebagai pengajar, ia mewakili masyarakat menyatakan bahwa saat ini telah terjadi mekanisme cuci otak.

"Ini, karena saat saya cari di mesin pencari Google, dengan kata kunci Penyuapan anggota DPR, Bibit dan Chandra, dan Sri Mulyani jumlahnya ada jutaan," ujar Teuku dalam seminar Kebijakan Moneter dan Perbankan dalam Perspektif Politik di Bank Indonesia, Selasa, 5 Januari 2009.

Teuku menuturkan, akibat kasus-kasus itu masyarakat terus menduga-duga ada tidaknya keterlibatan Bank Indonesia di dalamnya. Ia pun memperkirakan sangat sulit memperkirakan ujungnya.

"Saya ingin sampaikan, ini ada semacam mekanisme cuci otak di masyarakat kita sendiri. Sebagus apapun kredibilitas BI, riset di Bandung ada sembilan poin yang bisa diperhatikan BI," kata dia.

Pertama, setelah krisis moneter tahun 1998, masyarakat kembali dikuatkan kelemahan BI dengan kasus Bank Century.

Kedua, masyarakat mempertanyakan kredibilitas BI yang tidak mampu mengantisipasi beredarnya uang palsu saat berlangsungnya Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif

Ketiga, BI kurang sigap menindak praktik-praktik pengumpulan dana ilegal dalam masyarakat. Baik yang dilakukan oleh bank gelap maupun lembaga dengan kedok koperasi dengan menjanjikan tingkat suku bunga tertentu.

Keempat, BI terkesan mendiamkan praktik Kredit Tanpa Agunan yang marak di tanah air, sejalan dengan mudahnya pemilikan kartu kredit.

Kelima, BI terkesan mendiamkan praktik Money Changer yang sering menolak seri tertentu dari sebuah mata uang asing, walaupun aturan semacam itu tidak diberlakukan di negara asal.

Keenam, bertentangan dengan harapan Publik, BI terkesan tidak berani memproses para pelaku kejahatan BLBI.

Ketujuh, BI terkesan tidak memiliki risk profile bank, misal banyak bank yang dibobol oleh pemiliknya sendiri dan ATM yang sering dirusak oleh kerah putih.

Kedelapan, masyarakat sulit mempercayai jika BI tidak mengetahui praktik perbankan yang mengalihkan dana deposito nasabahnya ke dalam reksadana.

Kesembilan, BI terkesan membiarkan praktik bank-bank asing di dalam neri tanpa terlebih dahulu meneliti kredibilitas bank tersebut di negeri asalnya di negara ketiga.

antique.putra@vivanews.com

Jadwal Mobil SIM Keliling Jakarta dan Tangsel Minggu 12 Mei 2024
Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono saat meninjau SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Siapkan Sejumlah Rumah Sakit untuk Rawat Korban Kecelakaan Ciater

Dinkes Depok koordinasi dengan Dinkes Subang untuk membantu evakuasi korban kecelakaan.

img_title
VIVA.co.id
12 Mei 2024