VIVAnews - Baru-baru ini, puluhan merk obat kuat yang dijual bebas di pasaran ditarik dari peredaran. Masalahnya, obat yang kebanyakan terbuat dari bahan-bahan herbal tersebut ternyata mengandung bahan kimia, sehingga, bisa membahayakan kesehatan. Di tambah lagi, banyak merk yang tidak mencantumkan nomor register dari Departemen Kesehatan dan tidak menyertakan komposisinya. Jadi, belum tentu aman dikonsumsi.
Sayangnya, banyak pria yang tidak menyadari hal ini. Bahkan, meski sudah mengetahui risiko negatif dari obat kuat, tidak sedikit pria yang tetap menjadi pelanggan ramuan dan obat penambah vitalitas saat bercinta ini.
Mengenai kemampuan bercinta, dr. Ryan Thamrin, seksolog dari Klinik Spesialis Artha Sari, Cibubur mengungkapkan, selama ini pria terbelenggu pada mitos-mitos seks. Salah satunya, jika ingin menambah vitalitas ketahanan seksual, minumlah ramuan dan obat tertentu.
“Pria memang ingin yang serba instan. Bila muncul masalah di tempat tidur, seperti impoten atau ejakulasi dini, mereka langsung mencari solusi kilat. Yaitu, mengonsumsi obat kuat. Inilah yang salah kaprah,” katanya menambahkan.
Masalah kemampuan bercinta pria bisa dipengaruhi dua hal, yaitu fisik dan psikis. Gangguan secara fisik, tubuh kelelahan, atau mengidap penyakit tertentu. Sedangkan secara psikis, bisa disebabkan karena stres. Jadi, memang perlu pengawasan dokter dalam hal ini.
Saat ini memang sudah ada obat kuat yang legal, dan bebas dijual pasaran. Tapi, jika gangguan seksual dialami pasangan Anda bukan berarti bisa langsung mengonsumsi obat kuat yang beredar di pasaran.
Memang, obat kuat yang bebas dan mudah didapat kebanyakan terbuat dari herbal, misalnya curcuma. Ada juga yang ditambah suplemen. Manfaatnya menghangatkan tubuh sehingga memperlancar aliran darah. Otomatis, berdampak pada performa ‘junior’.
“Tapi, efeknya tidak selalu sama pada tiap pria. Hal ini juga bisa tergantung dari riwayat kesehatan masing-masing. Apalagi, banyak produsen obat berbuat nakal, menambahkan bahan-bahan kimia ke dalam obat tersebut,” kata dr. Ryan.
Bagi pria yang memiliki riwayat penyakit jantung, sebaiknya tidak sembarangan mengonsumsi obat kuat. Efek obat ini adalah memperlancar sirkulasi darah ke penis. Otomatis, meningkatkan kerja pacu jantung. Tak mengherankan, ada beberapa kasus pria meninggal dunia terkena serangan jantung setelah mengonsumsi obat ini.
Ada gejala-gejala tubuh seperti yang menunjukkan obat kuat berdampak negatif ke tubuh pria, antara lain:
- Jantung berdebar-debar
- Pusing
- Keringat dingin
Lantas, kapan obat kuat diperlukan? “Jika dokter sudah didiagnosis, seseorang memerlukan obat tersebut. Seringkali, banyak pria yang sebenarnya tidak memerlukan obat kuat. Karena itu, yang perlu diperiksa terlebih dulu adalah menemukan penyebab suami 'loyo' di tempat tidur. Apakah karena mengidap penyakit tertentu, seperti ginjal dan diabetes? Sebab, dua penyakit tersebut dapat menghambat performa 'junior',” ujar dr. Ryan.
Masalahnya, masih banyak pria yang belum mengetahui, jika penyakit yang diderita sudah terkontrol, sebenarnya kondisi bisa normal kembali. Pria pun tidak butuh obat kuat. Namun, kalaupun ternyata pasangan Anda membutuhkan obat kuat, dr. Ryan menyarankan agar aturan pemakaiannya tidak sembarangan. Tetap harus sesuai dosis, untuk mencegah efek negatif yang mungkin terjadi.
VIVA.co.id
28 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Baru-baru ini publik dikejutkan dengan potongan video yang memperlihatkan seorang pria, disebut Panglima Kijang Dayak, diamuk Pangeran Kutai Kartanegara. Berikut ulasan
Perusahaan media MNC Group sebagai pemegang hak tunggal eksklusif lisensi media rights dan official broadcaster dari Piala Asia 2024, tak henti-hentinya menegaskan terkai
Ratusan Kades Kumpul Bahas Public Hearing Revisi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
Banten
23 menit lalu
Sebanyak 700 kepala desa se'Banten kumpul di Marbella Hotel, Anyer, selama dua hari, Jumat-Sabtu,26-27 April 2024. Mereka terdiri dari delapan organisasi desa.
Fauzi menyatakan PKB sangat terbuka untuk berkoalisi dengan Gerindra, partai Andra Soni bernaung. Menurutnya, komunikasi secara individu maupun ke partai sudah terjalin.
Selengkapnya
Isu Terkini