Pekerja Angkot Usul Dishub Diganti Polantas

SURABAYA POST -- Masih banyaknya angkutan kota (angkot) trayek liar di Surabaya makin membuat resah pekerjanya. Pengawasan yang kurang oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya membuat pekerja angkot geram.

Bahkan tidak sedikit terjadi konflik antarsopir yang merasa terganggu. Ketua Aliansi Pekerja Angkutan Surabaya, Supari, mengungkapkan, penertiban angkutan liar di Surabaya masih terbengkalai.

Dia menganggap Dinas Perhubungan kurang tegas. “Masalah ini sudah pernah dibicarakan dengan Dinas Perhubungan dan Organda, tapi penertiban hanya dilakukan sekali saja beberapa waktu lalu, sehingga angkutan liar itu masih saja beroperasi,” ungkapnya, Rabu 13 Januari 2010.

Supari menyarankan, jika Dinas Perhubungan sudah tidak mampu mengawasi angkutan liar tersebut, sebaiknya pemantauan dialihkan kepada polisi atau pada masyarakat. “Kami sarankan, kalau memang Dinas Perhubungan tidak mampu mengawasi, sebaiknya pengawasan diserahkan saja pada polisi,” tutur dia.

Ketua DPC Organda Surabaya, Wastomi Suheri, menganggap wajar usulan tersebut. Sebab secara tidak langsung membuktikan ketidakberesan Dinas Perhubungan mengawasi trayek liar. “Itu usulan wajar dan bagus sekali. Kita akui pengawasan Dinas Perhubungan tidak maksimal. Banyak trayek liar yang ngawur, mana yang resmi dan mana yang tidak, tapi tidak ada tindakan apa-apa,” cetusnya, Rabu (13/1) pagi tadi.

Bahkan, pria berkaca mata itu menilai selama dua tahun belakangan, kinerja Dinas Perhubungan dalam mengawasi trayek liar terkesan amburadul. “Kalau memang Dinas Perhubungan nggak mampu, lebih baik dibubarkan saja,” papar pria yang juga Koordinator Yayasan Suporter Surabaya itu.

“Kalau Dinas Perhubungan berkoar setiap harinya melakukan patroli, itu lagu lama. Buktinya sekarang masih banyak sekali pelanggaran,” tambah Wastomi. Kepala (Plt) Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Eddy mengatakan, pihaknya setiap hari rutin keliling Surabaya.

Tiga unit mobil patroli dengan 6 anggota per tim juga diarahkan agar tidak segan menindak angkutan umum atau bis kota yang seenaknya menaikkan atau menurunkan penumpang. “Kita sudah lakukan, malah tiap hari. Tapi banyak yang masih bandel. Apalagi kita tidak mungkin menempatkan anggota di suatu posko dan menjaga selama 24 jam penuh,” tukasnya.

Patroli yang dilakukan, lanjut dia, bahkan tidak jarang bersama polisi dan aparat terkait lain. Bagaimana tanggapan kepolisian? Kasatlantas Polwiltabes Surabaya AKBP Agus Wijayanto mengaku siap jika usulan tersebut diberlakukan. Menurut dia, polisi bersedia jika dimintai bantuan dari mana pun.

“Kita siap membantu masyarakat, terlebih instansi pemerintah,” ucapnya. Terkait maraknya trayek liar di Surabaya, perwira dengan dua melati di pundak itu mengaku akan bertindak tegas jika sopir melanggar rambu-rambu. “Kalau memang melanggar, tanpa diperintah kami akan menindak,” tutur Agus.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Surabaya Muhammad Mahmud mengaku sudah menerima laporan dari Aliansi Pekerja Angkutan Surabaya. Karena itu, pihaknya akan memediasi antara pekerja angkutan dan Dinas Perhubungan. “Kita akan panggil kedua pihak ke dewan untuk menjelaskan persoalan ini. Dari sana akan ditemukan solusi terbaik,” tegasnya.

Laporan: Fiqih Arfani

Ernando Ari Bersyukur dengan Pencapaian Timnas Indonesia U-23 tapi Belum Puas
Tampak kondisi kampung Kampung Pogapa Homeyo Intan Jaya

Detik-detik Satgas Tempur TNI Pukul Mundur Gerombolan OPM di Distrik Homeyo

Kontak tembak kembali terjadi antara Satgas TNI-Polri dengan OPM kelompok Afrianus Bagubau dan Keny Tipagau di sekitar Area Ujung Timur Bandara Pogapa, Distrik Homeyo

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024