SURABAYA POST -- Penurunan kualitas air di sumber mata air menjadi ancaman serius di Kota Batu saat ini. Dari puluhan sumber mata air yang ada, diperkirakan hanya tinggal satu sumber saja yang masih layak digunakan. Sampah ditenggarai adalah penyebab utama turunnya kualitas air ini.
Dari 57 sumber mata air potensial yang ada di Kota Batu, hanya satu sumber mata air saja yang dinilai masih jernih dan memenuhi kelayakan konsumsi. Itu pun, sumber mata air ini masih mendapatkan ancaman pencemaran pestisida.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu, Bambang Parianom menuturkan bahwa terdapat satu sumber air yang dinyatakan sudah sangat kotor dan nyaris dibawah ambang batas kelayakan konsumsi. Sumber mata air ini berada di wilayah Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu. ”Kualitas udara di kota kita tidak perlu dikhawatirkan, justru kualitas air menjadi ancaman serius kota kita ini,” ujar Bambang, Kamis (15/1).
Dia menambahkan, KLH sendiri sudah melakukan uji air pada beberapa sumber mata air, termasuk mengambil sampel air dari sumber air di Kelurahan Sisir tersebut. Menurutnya, pencemaran sumber air terbesar disebabkan karena sampah.
Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan menjadi penyebab utama penurunan kualitas air di kota kita. Selain itu, pencemaran lain disebabkan karena pestisida dan erosi tanah.
”Penurunan kualitas air ini menjadi satu dari empat permasalahan lingkungan yang ada di Batu. Permasalahan pertama adalah kerusakan hutan, kedua kematian sumber air (termasuk penurunan kualitas air), ketiga, kerusakan kualitas lahan persawahan dan terakhir penumpukan sampah,” urai Bambang.
Untuk memecahkan masalah ini, lanjutnya, saat ini KLH berupaya menggalang komitmen dan kepedulian masyarakat guna menjaga kelestarian alam. Pasalnya, tanpa dukungan masyarakat, program ini pasti tidak akan jalan.
Kini pihaknya sedang melakukan inisiasi langsung kepada masyarakat disekitar sumber mata air dan hutan, output yang diharapkan adalah terbentuknya peraturan desa (perdes) yang memuat sanksi terhadap perusak lingkungan hidup.
”Kita juga akan melakukan dialog ekologi dengan seluruh elemen masyarakat termasuk dewan, siapa tahu lewat dialog ini, dewan tergerak membuat perda untuk melindungi mata air, hingga kualitas air kita tidak semakin menurun,” ujar Bambang yang juga mantan Camat Bumiaji ini.
Laporan: Zainul Arifin
VIVA.co.id
27 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
POLYTRON Partymax: Bluetooth Speaker Teknologi TWS untuk Pengalaman Musik Tanpa Batas!
Gadget
8 menit lalu
Dapatkan kebebasan tanpa kabel dengan Partymax, speaker Bluetooth inovatif dengan teknologi TWS untuk pengalaman mendengarkan musik yang imersif.
Cari tahu harga dan spesifikasi iQOO Z9 series di Indonesia! Update terbaru untuk pecinta gadget.
Diduga Calo AKMIL, Jenderal TNI Bintang 2 Gadungan Ditangkap Saat Datangi Kodam I BB
Medan
33 menit lalu
Sang jenderal gadungan ini mendatangi Kodam I BB ingin bertemu dengan Kasdam. Petugas piket saat itu, langsung menghubungi Kasdam, lalu curiga hingga ditangkap.
PIALA ASIA U-23 AFC 2024: Mengapa Nathan Tjoe-A-On Tak Ikut Menendang Penalti, Ini Jawabnya
Wisata
36 menit lalu
Timnas U-23 Indonesia sukses mengalahkan Korea Selatan lewat adu penalti dalam laga perempat final Piala Asia U-23 AFC 2024, mengapa Nathan Tjoe-A-On tak ikut menendanG
Selengkapnya
Isu Terkini