Jawa Barat Paling Terimbas ACFTA

VIVAnews - Memasuki tahun 2010, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan agar semua pihak, mengantisipasi tantangan, khususnya pasca penerapan penerapan kawasan pasar bebas negara-negara ASEAN plus Cina (ASEAN-China Free Trade Agreement / ACFTA) terhitung sejak tanggal 1 Januari 2010 yang lalu. Tentunya, semua itu harus disikapi dengan bijak, cepat dan tepat.

Menurut Heryawan, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang harus berhadapan dengan ACFTA. Terlebih lagi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah industri yang sangat besar, yaitu mencapai 30 persen dari industri nasional. ”Sehingga kesiapan Jawa Barat harus melebihi wilayah lain di Indonesia,” kata Heryawan di Gedung Negara Pakuan, Selasa 19 Januari 2010 malam.

Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa dalam struktur perekonomian Jawa Barat, di mana industri manufaktur merupakan kontributor utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Barat, yakni sebesar Rp 268,90 Triliun, atau mencapai 44,18 persen dari total PDRB Provinsi Jawa Barat berdasarkan  Harga Berlaku tahun 2008 sebesar Rp. 608,58 Triliun.

Pencapaian tingkat perekonomian itu sekaligus mempertahankan posisi Jawa Barat sebagai kontributor ketiga terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional setelah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur, dengan total kontribusi sebesar 14,49 persen. “Mengingat peran strategis bidang industri, maka Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jabar 2010, menempatkan industri sebagai instrumen utama pembangunan,” ujar Heryawan. 

Prioritasnya, ujar Heryawan dengan meningkatkan daya saing industri agribisnis, industri manufaktur dan industri kreatif. Dengan daya saing yang lebih meningkat, diharapkan produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk asal negara lain. Khususnya agar pelaku industri, untuk mengembangkan varian produk berbasis potensi lokal.  Memiliki daya saing, baik kualitas dan biaya produksi, sehingga memiliki daya jual dan nilai tambah yang loptimal.
 
“Pemprov Jawa Barat juga senantiasa concern mendorong kemajuan industri nasional dari sisi regulasi, termasuk di dalamnya upaya penciptaan iklim investasi yang kondusif melalui penyederhanaan layanan perizinan secara terpadu. Didukung SDM yang handal dan profesional di bidangnya,” tutur Heryawan.

Tentunya semua itu tidak lepas dari kondisi infrastruktur Jawa Barat. Sehingga pada skala jangka panjang Pemprov Jabar berupaya melakukan perbaikan infrastruktur, terutama jaringan jalan, jembatan dan irigasi, dengan sasaran untuk membangkitkan sektor-sektor riil di kawasan perdesaan, mencegah peningkatan angka urbanisasi serta mencegah lonjakan angka pengangguran.

Sementara di sektor industri kreatif, diupayakan melalui pengembangan potensi sumber daya manusia, memperkuat jalinan kemitraan dengan kalangan dunia industri kreasi, termasuk juga memfasilitasi penyaluran minat dan bakat melalui penyelenggaraan event-event kreasi secara rutin setiap tahun.

Kemenkominfo Mengadakan Chip In “Periksa Fakta Sederhana”
BMW i5 eDrive40 M Sport

BMW Cetak Sejarah Baru di Indonesia

BMW Indonesia mengumumkan hasil penjualan yang luar biasa untuk kuartal satu 2024 dengan total 775 unit, menunjukkan peningkatan 12 persen dibandingkan periode yang sama

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024