Logo DW

Pengalaman Samuel Adiprakoso Melistriki Kawasan Terpencil

DW/Sorta Caroline
DW/Sorta Caroline
Sumber :
  • dw

Bagaimana teknis elektrifikasi di lapangan?

Mengembangkan mini-grid itu sangat berbeda dengan Independent Power Producer (IPP), dimana IPP fokus ke pengembangan pembangkit listrik dengan ukuran dan kapasitas besar. Pengembang akan punya power purchase agreement (PPA) dengan negara. Selama katakanlah 20 tahun mereka akan menyuplai energi sebanyak mungkin, mengusahakan pendapatan sebanyak mungkin.

Kalau mini-grid itu, kliennya bukan langsung pemerintah tapi orang-orang yang tidak mampu yang berada di sekitar area mini-grid. Sehingga kita harus benar-benar akurat saat mendesain sistemnya, kita perlu mempertimbangkan kebutuhan energi yang sebenarnya orang-orang ini butuhkan, sekarang dan di masa depan. Tidak bisa kita langsung kasih aliran listrik 24/7. Jadi pertama kita perlu meriset kebutuhan energinya. Kita sedang kembangkan open-sourced monitoring platform namanya ME Karana dengan sinyal GPS yang bisa kita pantau dari Berlin.

Jadi selain lewat survei kita bisa taruh ME Karana sebagai smart meter di rumah penduduk untuk tahu berapa sih kebutuhan listrik mereka. Selain untuk konsumsi energi, ME Karana ini nanti juga bisa dihubungkan dengan sensor-sensor lain untuk mengukur kecepatan angin, kelembapan udara, level emisi CO2, kualitas udara dan lain sebagainya. Intinya ME Karana ini akan menjadi perangkat agnostik yang bisa diintegrasikan dengan teknologi off-grid yang berbeda-beda.

Sesudah kita menaksir kebutuhan energinya kita juga menaksir kemampuan membayar dari konsumen ini. Caranya? Survei. Kita tanya mereka dulu sebelumnya bayar berapa untuk sumber listrik? Nah disini kita lihat berapa pembayaran mereka sebulan untuk sumber energi di rumah mereka. Misalnya mereka pakai pembakaran kayu, lampu minyak kerosin, atau lilin untuk sarana penerangan. Dengan ini kita bisa ukur kemampuan bayarnya.

Setelah itu kita bikin model finansial dari mini-gridnya. Melalui kebutuhan energi kita cari tarif yang bagus untuk bisnis mini-gridnya, sehingga bisa terus beroperasi secara optimal, tanpa bantuan grant dari development aid organizations. Tarifnya harus cocok dengan kebutuhan Capital Expenses (pengeluaran modal) dan Operational Expenses (pengeluaran operasional) bisnis mini-gridnya dan juga kemampuan bayar dari customer. Ini sangat tricky.

Yang juga tricky adalah gimana set-up bisnisnya, siapa yang akan punya bisnisnya, siapa yang punya asetnya, siapa yang mengurus, siapa yang akan mengoperasikan. Apa kita melatih seseorang, lalu taruh di desa itu atau kita latih orang desa yang punya sumber energi itu juga. Setelah itu akan ada pertanyaan lagi soal tanggung jawab membayar. Jika aset dikelola langsung oleh orang-orang yang berasal dari desa itu dan beberapa kepala keluarga menunda pembayaran listrik di akhir bulan, alhasil ini akan sulit bagi pengelola yang katakanlah tetangga mereka sendiri. Di wilayah terpencil hubungan sosialnya sangat erat sekali.