Kisah Perjuangan TKI Raih Gelar Sarjana Terbaik di Negeri Ginseng

Eko Purwanto, tenaga kerja Indonesia (TKI), meraih gelar sarjana di Seoul Korea Selatan.
Sumber :
  • KBRI Seoul

VIVA – Pagi itu, di tengah cuaca yang sudah mulai dingin di Seoul, hati Eko Purwanto, tenaga kerja Indonesia (TKI) membuncah. Bersama 10 teman sesama Pekerja Migran Indonesia (PMI) lainnya, dia diwisuda Sarjana melalui jalur Universitas Terbuka Korea Selatan. Nilai IPK yang melampaui 3,3 mengantarkannya menjadi wisudawan terbaik.

KBRI Seoul Pulangkan 14 WNI ABK Kapal Long Xin 629

“Hari ini, 22 September 2019, adalah hari bersejarah bagi kami. Toga yang selama ini kami impikan bisa kami kenakan dengan penuh kebanggaan. Gelar sarjana yang kami idam-idamkan kini bisa kami dapatkan," ujar Eko saat didaulat menyampaikan sambutan sebagai wisudawan terbaik, seperti disiarkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul, Selasa 24 September 2019.

Perjuangan seorang Eko Purwanto memang pantas mendapatkan pujian. Di tengah beratnya rutinitasnya sebagai seorang PMI yang bekerja di pabrik di Ulsan, Korea Selatan, dirinya masih bisa menamatkan pendidikannya dengan hasil memuaskan.

Ada yang Lebih Ditakuti TKI di Malaysia Ketimbang Corona

Eko Purwanto harus bekerja mencari nafkah untuk diri sendiri dan keluarga. Belajarpun hanya dapat dilakukan di hari minggu, satu-satunya hari libur yang ia dapatkan. Itupun jika pemilik pabrik tempat dia bekerja tidak menugaskannya kerja lembur.

Untuk itu dirinya berpesan kepada seluruh mahasiswa UT di Korea yang rata-rata adalah PMI agar dapat mengatur waktu dengan baik. “Kunci sukses belajar di UT adalah pandai dalam manajemen waktu. Karena sistem belajarnya bersifat mandiri dan jarak jauh. Teruslah konsisten  belajar, jangan sampai putus di tengah jalan sampai toga kalian kenakan," ujarnya.

Wabah Corona: Posko Aju KBRI Seoul Tuntaskan Misi di Daegu Korsel

Eko Purwanto tidak sendiri. Ada 10 PMI lainnya yang diwisuda pada hari itu. Hal yang spesial dari wisuda tahun ini adalah upacara wisuda dibarengkan dengan Festival Indonesia 2019. Festival terbesar itu  diadakan oleh KBRI bekerja sama dengan Pemerintah Kota Seoul untuk mempromosikan potensi Indonesia dalam bidang budaya, pariwisata, perdagangan dan investasi.

Acara dibuat sangat meriah. Dimulai dari arak-arakan dengan tarian Barong Bali di Cheonggye Plaza, di Jantung Kota seoul, di tepi sungai Cheonggyecheon, sungai percontohan yang sempat di kunjungi Presiden Jokowi tepat satu tahun lalu. Toga dan Selempang Kelulusan disematkan secara bersamaan oleh Duta besar RI Seoul Umar Hadi dan Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) Universitas Terbuka, Dra. Dewi Artati Padmo Putri, M.A., Ph.D.  Setelah upacara wisuda, merekapun dihibur oleh beragam kesenian Indonesia, seperti tari-tarian nusantara hingga pertunjukan Reog Ponorogo.

Wisudawan Terbaik

Sesaat setelah mewisuda, Dubes RI Seoul Umar Hadi menyampaikan rasa bangganya. “Saya bangga terhadap lulusan UT Korea yang dengan gigih tetap dapat menyelesaikan studinya walaupun harus berbagi waktu dengan pekerjaan yang sudah sangat menyita sebagian besar waktu mereka," ujarnya.

Dubes Umar memuji Eko yang bukan saja menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3,39 namun Eko juga aktif sebagai pengurus BEM UT Korea serta menjadi pengurus masjid Baburrahman di Ulsan, Korsel.

Lebih lanjut, Mantan Konjen RI di LA ini juga berpesan agar semakin banyak PMI memanfaatkan UT Korea dengan baik. “Inilah universitas negeri yang sengaja didesain untuk orang sibuk seperti kalian semua. Universitas ini memang tidak serta merta memberikan lapangan pekerjaan tatkala kalian pulang ke Tanah Air, tapi yang pasti akan mengubah pola fikir dan cara pandang sehingga mampu berkreasi dalam menyelesaikan aneka tantangan hidup," ujarnya.

Dia menambahkan, "Sejarah mengajarkan, hanya melalui jalan ilmu pengetahuan, sebuah bangsa atau individu dapat menjadi maju.”

Tahun ini terdapat 15 PMI yang lulus dari UT Korea. 11 diantaranya mengikuti upacara wisuda. Selama sembilan tahun berdiri, UT Korea telah  meluluskan 126 wisudawan. Jumlah tersebut sebenarnya lebih banyak lagi. Namun sebagian besar dari mereka melanjutkan kuliah dan diwisuda di Tanah Air karena kontrak kerja mereka di Korea yang hanya tiga tahun mengharuskan mereka pindah dan melanjutkan studinya di Tanah Air.

Sejak didirikan 9 tahun lalu, terdapat 1.388 orang tercatat sebagai mahasiswa UT Korsel dari tiga jurusan yang ditawarkan yaitu, Ilmu Komunikasi, Manajemen dan Bahasa Inggris. Sebagian besar dari mereka berstatus sebagai Pekerja Migran Indonesia.

UT Korea aktif berkegiatan dengan inisiasi Persatuan Pelajar Indonesia di Korea Selatan (PERPIKA). Pada tahun 2014, UT Korea terdaftar secara resmi sebagai NGO di Korea. Hal ini memungkinkan UT Korea mendapatkan berbagai fasilitas dari Pemerintah Korsel. Saat ini, UT Korea melibatkan 40 mahasiswa S2 dan S3 sebagai tutor per semesternya.

Berdasarkan data dari Kantor Imigrasi Korea dan HRDK (Human Resources Development of Korea), hingga 31 Juli 2019 jumlah WNI di Korea Selatan sebanyak 41,574 orang. Hampir sebagian besar dari mereka adalah PMI. Sedangkan jumlah pelajar dan mahasiswa adalah sebanyak  1.500 orang. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya