Ada Jembatan Pulau Balang, Balikpapan ke Ibu Kota Baru Cuma Satu Jam

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Sumber :
  • VIVAnews/Dusep Malik

VIVAnews - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, progres pembangunan Jembatan Pulau Balang II sudah mencapai 69,3 persen hingga September 2019. Jembatan yang berada di atas Teluk Balikpapan tersebut ditargetkan selesai pada 2020.

Ketua LPS Siapkan Sejumlah Nama Pegawai yang Pindah ke IKN Tahap I

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, kehadiran Jembatan Pulau Balang II akan memperlancar konektivitas antara Samarinda, Balikpapan dengan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kabupaten Penajam Paser Utara. 

“Jembatan Pulau Balang II akan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas pada Lintas Selatan Kalimantan sebagai jalur utama angkutan logistik karena jarak dan waktu tempuh menjadi lebih singkat,” kata dia seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu, 5 Oktober 2019.

Resmi Dilantik, HIPPI Jakarta Utara: Kami Siap Kolaborasi dengan Semua Pihak

Basuki menuturkan, saat ini, kendaraan dari Balikpapan menuju Penajam Paser Utara dan selanjutnya ke Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan dan kota lainnya, harus memutar dengan jarak sekitar 100 kilometer dan waktu tempuh sekitar lima jam.

Namun, dengan adanya jembatan tersebut, lanjut dia, jarak tempuh akan menjadi lebih pendek, yakni hanya sekitar 30 kilometer dan waktu tempuh dapat disingkat hanya menjadi satu jam. 

Menhan Prabowo Terima Kunjungan Pemilik Burj Khalifa, Apa yang Dibahas?

"Selain sebagai penghubung jaringan jalan poros selatan Kalimantan, jembatan ini juga mendukung rencana pengembangan pelabuhan peti kemas Kariangau dan kawasan industri Kariangau," ungkapnya.

Konstruksi jembatan tipe cable stayed ini terdiri dari bentang utama sepanjang 804 meter, jembatan pendekat sepanjang 167 meter, dan jalan akses sepanjang 1.807 meter. Biaya pembangunan jembatan adalah Rp 1,38 triliun.

Sementara untuk jalan akses di sisi Penajam dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara dan jalan akses Balikpapan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

"Sebagian besar material harus didatangkan dari luar Kalimantan, seperti semen dari Makassar, pasir agregat dari Palu, dan fly ash campuran beton dari Probolinggo, dan alat berat dari Jakarta," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya