Infrastruktur RI Defisit, Kejar-kejaran dengan Negara Tetangga

Kereta kecepatan tinggi milik China generasi kedua.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Thomas Lembong mengakui defisit infrastruktur Indonesia menjadi pekerjaan rumah untuk mengejar ketertinggalan. Khususnya, dalam hal daya saing dengan negara tetangga. 

Tiket Whoosh Dijual Mulai dari Rp 150 Ribu pada Libur Panjang Akhir Pekan Ini

"Soal defisit infrastruktur, walaupun kita lari kencang bangun infrastruktur, negara tetangga tidak diam, mereka juga lari," kata Thomas dalam acara market sounding proyek KPBU, Pembangunan Bandara Singkawang di kantor BKPM, Jakarta, Senin 7 Oktober 2019. 

Dia pun mencontohkan Thailand sebagai negara yang juga gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Saat ini, Thailand sedang mengembangkan Eastern Economic Corridor dengan total investasi mencapai US$33 miliar.

Mau Naik Kereta Cepat Whoosh, Simak Dulu Daftar Moda Transportasi Gratis yang Terintegrasi

"Itu backbone-nya ada high speed train yang sambungkan selatan Thailand ke Tiongkok," kata Thomas. 

Dalam pembangunan kereta cepat itu, lanjut dia, Thailand bahkan membeli kereta dari dua negara yaitu Tiongkok dan Jepang. Sementara itu, sistem persinyalannya (signaling system) diperoleh dari Eropa.

Whoosh Tebar Promo Wisata Sampai 12 Mei 2024, Simak!

"Jadi pertama, banyak sekali keikutsertaaan swasta, kedua makin multilateral. Satu koridor itu ada Jepang, Tiongkok, Eropa," ucapnya.

Presiden Jokowi, sambung dia, selalu berpesan bahwa proyek yang dibangun itu harus fokus dan dikerjakan secara detail. Begitu halnya dengan kontrak banyak proyek yang akan diteken Pemerintah ke depan.

"Tentu kita enggak bisa melamban, walaupun fokus (Presiden Jokowi) SDM di periode kedua, infrastruktur (juga) harus akselerasi lebih cepat," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya