Logo DW

Asia Tenggara di Garis Persimpangan Islamis Radikal

DW/S. Petersmann
DW/S. Petersmann
Sumber :
  • dw

Dengan diperketatnya UU yang mempersempit ruang gerak mereka, para teroris pun menyesuaikan strategi dengan membentuk sel-sel kecil dan serangan individu yang direncanakan. "Ini membuatnya lebih sulit untuk mengidentifikasi pada waktu yang tepat."

Abuza dan Clarke, lebih kritis melihat upaya antiteroris di Filipina. Pasukan keamanan telah melakukan pelanggaran besar terhadap hak asasi manusia. Hal ini mendorong orang-orang yang memiliki dendam terhadap pemerintah di Manila untuk bergabung dalam pelukan kaum Islamis. Hal yang sama berlaku untuk operasi militer di Marawi yang kemudian dieksploitasi oleh kaum radikal dalam propaganda mereka.

Masalah sosial bersama

Namun perjuangan melawan teroris oleh aparat keamanan dinilai tidak cukup. Peneliti Indonesia yang berbasis di Bonn, Berthold Damshauser, yang berbicara kepada DW pada pemilu di bulan April 2019, telah mengamati "meningkatnya intoleransi" selama bertahun-tahun. Orang-orang Indonesia khususnya yang berusia lebih muda semakin menyerukan interpretasi Islam konservatif dan mempromosikan peningkatan islamisasi di negara ini.

Toleransi beragama yang tertuang dalam nilai-nilai Pancasila, menurut pengamat, baru-baru ini telah dirusak oleh hak-hak khusus regional guna menegakkan konsep moral yang bersifat fundamentalis. Susanne Schroeter menegaskan adalah penting untuk memperkuat posisi prinsip-prinsip demokrasi secara menyeluruh dari konstitusi dalam berhadapan gerakan ini di kawasan regional. (ae/vlz)

Rizki Akbar Putra berkontribusi dalam riset dan wawancara untuk artikel ini.