Jika B30 Sukses, Jokowi Klaim Negara Bisa Menghemat Rp63 Triliun

Presiden Joko Widodo luncurkan BBM B30 di SPBU MT Haryono, Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Agus Rahmat

VIVA – Presiden Joko Widodo mengaku, program biodisel 30 persen bahan bakar minyak (BBM), akan berdampak pada penghematan Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN. 

Sering Dipuji Cantik, Naura Ayu Ternyata Masih Suka Insecure

Karena kata Kepala Negara, Indonesia tidak perlu lagi melakukan impor bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis Solar. Lantaran kebutuhan sudah terpenuhi di dalam negeri. 

"Ya tadi artinya, kalau nanti Rp63 triliun bisa dihemat, kalau didolarkan berapa? US$4,8 miliar bisa kita hemat. Nanti lari ke B50 akan beda lagi," jelas Jokowi, di salah satu SPBU di MT Haryono Jakarta Selatan, saat peluncuran program B30, Senin 23 Desember 2019. 

Program B30 Jadi B35 Mulai Februari 2023, Alokasinya Naik Jadi 13 Juta Kiloliter

Penggunaan CPO dalam BBM, menurutnya akan membuat Indonesia ke depan tidak lagi defisit neraca perdagangan. Defisit terjadi karena impor lebih besar. Dan penyumbang impor terbesar adalah dari minyak dan gas atau migas. 

"Inilah yang saya sering sampaikan perbaiki CAD (defisit transaksi berjalan) dengan memperbanyak produk substitusi impor. Bukan hanya ini saja, nanti kalau petrokimianya selesai, TPPI, itu juga akan hemat banyak sekali. Karena kita impor petrokimia juga sangat tinggi," jelasnya. 

Bisa Kurangi Konsumsi BBM Subsidi dan Impor, DPR Dorong Suplai B30

Dalam tiga hari ini, Jokowi memang fokus menyelesaikan persoalan migas. Setelah pada Sabtu kemarin mengunjungi Tuban Jawa Timur untuk persoalan TPPI. 

Jika program B30 berhasil, menurutnya akan berdampak banyak. Tidak hanya penghematan anggaran negara, tetapi juga petani sawit dan para pekerjanya menjadi lebih sejahtera. Karena pangsa pasar dalam negeri lebih besar, tanpa tergantung lagi dengan pihak luar. 

"Bagi saya tidak cukup hanya sampai ke B30, tadi saya sudah perintah lagi kepada menteri dan Dirut Pertamina untuk masuk nanti tahun depan ke B40 dan awal tahun 2021 juga masuk ke B50," jelasnya. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya