Program B30 Digenjot, Perusahaan Sawit Ini Pede 2021 Tumbuh Dua Digit

RUPS EHP.
Sumber :
  • Dokumentasi EHP.

VIVA – Perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatat, arus kas operasi positif sebesar Rp171 miliar pada 2020. Capaian itu berbalik arah dari tahun sebelumnya yang negatif Rp759 miliar.

Ringankan APBN, Indonesia Re Godok Skema Pembiayaan Rekonstruksi Akibat Bencana

Dengan adanya pandemi COVID-19, tahun 2020 adalah tahun yang penuh tantangan. Namun Perseroan membuktikan ketahanan dan keberlangsungan usaha yang kuat di mana hal ini akan menjadi modal berharga dalam memanfaatkan momentum titik balik kebangkitan kinerja Perseroan.

“Perseroan berupaya secara konsisten melakukan efisiensi. Hal ini dapat terlihat dari turunnya biaya umum dan administrasi sebesar 23 persen dibandingkan tahun lalu. Sehingga perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp1,1 triliun atau lebih baik 5,1 persen dibandingkan rugi bersih tahun lalu,” kata Direktur EHP Henderi Djunaidi dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 12 Agustus 2021.

Hacker Mudah Bobol Password Perusahaan di Indonesia

Djunaidi mengungkapkan, dampak dari langkah strategis perseroan mengatur arus kas operasi positif ditambahkan upaya efisiensi yang konsisten, maka utang bank perusahaan akan berkurang dan laba usaha akan bertambah baik.

Dia mengatakan, Langkah strategis ini diharapkan dapat menunjang operational excellence yang mencakup belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dibutuhkan. Seperti untuk proses peremajaan mesin, kendaraan angkut dan alat-alat berat demi menunjang produktivitas tahun ini. 

Riset: Isu Keberagaman, Kesetaraan dan Inklusivitas Masih Jadi Tantangan Perusahaan di Indonesia

Selain itu, pengelolaan operasional kebun dengan praktik agronomi terbaik dikombinasikan dengan penerapan sistem inovasi teknologi akan terus menghasilkan efektivitas serta penghematan biaya.

Lebih lanjut dia menambahkan, perseroan tetap optimis kinerja industri sawit akan membaik, mengingat tingginya kebutuhan pasar ekspor saat ini. Di tambah permintaan minyak sawit untuk konsumsi energi juga meningkat.

Baca juga: Hadapi Pandemi, Bisnis Rumahan dan UKM Harus Cepat Lakukan Ini

Peningkatan kebutuhan minyak sawit juga turut didorong penerapan kebijakan Pemerintah dengan program B30. Optimisme ini juga ditunjang dengan nilai aset tanaman yang memasuki usia prima dengan rata-rata berusia 11 tahun.

“Perseroan juga berkomitmen melanjutkan program keberlanjutan sesuai dengan roadmap yang telah ditetapkan. Sepanjang tahun 2020, Perseroan terus melanjutkan proses verifikasi data menuju penambahan perolehan sertifikat RSPO. Dengan adanya sertifikasi ini, Perseroan akan mendapatkan
tambahan harga CPO premium,” tambahnya.

Dia menjelaskan, bahwa melalui pengelolaan operasional yang lebih efisien dan peningkatan produksi serta didukung dengan sejumlah faktor. Seperti, harga CPO yang membaik, peningkatan curah hujan di tahun 2020, dan nilai aset tanaman yang memasuki usia prima. 

Dengan demikian, perseroan optimistis neraca keuangan akan membaik dan membidik pertumbuhan pendapatan sebesar double digit di tahun 2021.

Sebagai informasi, sebelum pelaksanaan Paparan Publik, Perseroan juga telah selesai menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 12 Agustus 2021, antara lain memutuskan perubahan pengurus Perseroan dengan susunan: 

Dewan Komisaris 

- Komisaris Utama Nicolaas B Tirtadinata
- Komisaris Deddy Setiadi
- Komisaris Independen Yohanes Wahyu Saronto  

Dewan Direksi 

- Ramesh Veloo sebagai Direktur Utama 
- Direktur Henderi Djunaidi 
- Direktur Andrew Haryono
- Direktur Yeoh Lean Khai 

Dalam RUPS tersebut, Perseroan juga mengumumkan pengangkatan Melanie Tantri sebagai Sekretaris Perusahaan menggantikan Satrija Budi Wibawa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya