Unik, Bangkai Bus Bekas Diubah Jadi Cafe Instagramable

Shaf Cafe Ngetem Coffe KM 2 Red Bus' di Jalan Sholeh Iskandar, Kota Bogor.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhammad AR

VIVA – Terjun di dunia wirausaha tak hanya butuh modal, tetapi juga kreativitas tinggi untuk melahirkan usaha yang diminati masyarakat.

Kafe Unik di Pegunungan, Tawarkan Pemandangan dan Nuansa Tropis yang Menawan

Nah gagasan kreativitas itu, tercermin pada kafe  'Shaf Cafe Ngetem Coffe KM 2 Red Bus' di Jalan Sholeh Iskandar, Kota Bogor. Bangkai limbah bus disulap menjadi tempat ngopi yang instagramable.

Baru dibuka hari ini, ide kafe dalam bus ini dicetuskan pertama kali oleh Purwanto Joyomartono. Awalnya, pria 44 tahun itu merestorasi bus sebagai tempat pelatihan bagi masyarakat di Universitas Ibn Khaldun (UIKA). Di sana, Pur, sapaan akrabnya, bersama komunitas wirausaha membina para anak muda yang ingin memantapkan keterampilan usaha. 

6 Syarat Wirausaha, Wajib Tahu Agar Bisa Jadi Wirausahawan Sukses

"Kalau Shaf sudah buka ini yang kedua. Selain di sini yang baru buka ini, ada satu lagi namun itu untuk edukasi di Kampus UIKA Bogor.  Di sana belajar menjadi barista boleh, belajar chef boleh. Intinya dari pada anak muda nongkrong tidak jelas, kemudian terlibat sesuatu yang tidak nyaman, yuk belajar kopi aja," katanya kepada VIVAnews, Jumat 7 Februari 2020.

Pur menjelaskan, nama Shaf sendiri adalah kata yang diambil dari penggalan ayat dalam Alquran, tatkala orang menjalankan ibadah shalat diperintahkan merapatkan barisan. Dari filosofi itu kemudian ia membentuk wadah yang tergabung agar orang-orang merapatkan barisan untuk berwirausaha. 

Menu Makanan di Cafe Organik Ini Bikin Kamu Makin Sehat

"Kebetulan saya ini hanya memiliki kenalan alat-alat properti ini," katanya. 

Mahasiswa pascasarjana jurusan teknik ini mengungkapkan alasannya memilih bus sebagai properti utama di kafe tersebut. Menurutnya, penyulap bangkai bus adalah salah satu satu cara penyelamatan limbah.

"Tetapi limbah ini kita olah. Kendaraan ini resmi, surat atas nama sendiri. Ini bus tidak untuk dioperasikan hanya di sini saja, tempat nongkrong," ujarnya. 

Meski hanya diam di tempat, lanjut Purwanto, ke depannya dirinya berencana ingin bus merah itu bisa mengaspal berkeliling mengitari Kota Bogor.

"Untuk yang jalan-jalan ke depan ada, tetapi lagi disusun izin-izinnya, karena busnya harus yang layak, dan nyaman," kata pria kelahiran Sukoharjo 10 september 1975 ini.

Purwanto menilai kreativitas wirausaha adalah salah satu faktor mendorong meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bogor untuk mewujudkan kunjungan di tengah tingginya minat pelancong berkunjung. Di tambah lagi Bogor sendiri, merupakan pusat kuliner potensial.

"Seperti jalur perlintasan dan singgahan, seperti ruas Jalan KH Sholeh Iskandar ini saja. Di mana kita bisa menjamu tamu-tamu kita, orang  luar bogor untuk mampir ke Bogor," tutur bapak dua anak ini.

Selain menu kopi yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, kafe ini menyajikan aneka minuman dan makanan, dari mulai minuman tradisional seperti wedang hingga yang modern hazelnut latte.

Sedangkan makanan dari mulai ayam bakar lengko, soto kwali, singkong sampai kue pancong dan makanan spageti, waffel hingga mie. Nah soal harga, minuman dan makanan di sini berkisar antara Rp 8-30 ribu saja.

"Harga saya lihat paling murah, dan pajak juga membantu untuk pemerintah daerahnya. Saya mendapatkan nomor pokok wajib pajak daerah (NPWD) untuk PAD. Ini Membantu pemerintah daerah dalam PAD kuliner, dan sudah terdaftar pajak di Badan Pendapatan Daerah," katanya.

Tempat berbagi ilmu

Rencana ke depan, lanjut Pur menambahkan, Shaf Cafe Ngetem Coffe KM 2 Red Bus tidak hanya menjadi tempat nongkrong dalam berbagi ilmu wirausaha. Lokasi ini juga bakal menjadi tempat nongkrong mengembangkan komunitas seni mural yang bertujuan mempercantik Kota Bogor

"Bukan acak-acakan. Contohnya di jalan ini kita lihat potensi perekonomian, budaya, pendidikan, dan keagamaan, sehingga nanti dituangkan dalam mural itu," katanya.

Terakhir, Purwanto mengatakan, wirausaha tidak hanya mengambil keuntungan semata, dan membuka lapangan pekerjaan. Sejalan, usaha ini akan mengembangkan bibit wirausaha baru di tengah masyarakat.

"Dan ide kreatif sebenarnya adalah ingin menyelamatkan anak muda untuk bisa berusaha kuliner bersama, menyediakan tempat agar masyarakat khusus anak muda, menjauhkan hal negatif, dan mengembangkan keahlian potensi diri," katanya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya