Akhir 2019, Utang Luar Negeri RI Naik Menjadi Rp5.534 Triliun

Petugas menata pecahan dolar Amerika di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Bank Indonesia mencatat, posisi Utang Luar Negeri atau ULN Indonesia pada akhir kuartal IV-2019 sebesar US$404,3 miliar atau setara Rp5.534,8 triliun (kurs Rp13.690 per dolar AS). Posisi utang tersebut naik 7,7 persen secara tahunan.

Codeblu Belum Bayar Utang Rp500 Juta, Aline Adita Ancam Bakal Sita Asetnya

Komposisi ULN tersebut terdiri dari utang sektor publik, yakni pemerintah dan bank sentral sebesar US$202,9 miliar atau setara Rp2.777,7 triliun dan utang sektor swasta, termasuk BUMN sebesar US$201,4 miliar atau setara Rp2.757,2 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan, meskipun utang tersebut mengalami pertumbuhan, namun tercatat lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan utang pada kuartal III-2019 sebesar 10,4 persen secara tahunan.

Viral Aksi Emak-emak di Makassar Mengamuk Sambil Ancam Pakai Parang Penagih Utangnya

"Perkembangan tersebut disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN pemerintah dan ULN swasta," kata dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 17 Februari 2020.

Posisi ULN pemerintah pada akhir kuartal IV-2019 tercatat sebesar US$199,9 miliar atau tumbuh 9,1 persen secara tahunan, lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 10,3 persen secara tahunan. 

Rasio Utang Pemerintah 2025 Ditargetkan Naik Jadi 40 Persen, Kemenkeu Buka Suara

"Pertumbuhan ULN pemerintah tersebut ditopang oleh arus masuk investasi non residen pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan penerbitan dual currency global bonds dalam mata uang USD dan Euro," ungkapnya.

Sementara itu, pertumbuhan ULN swasta pada akhir kuartal IV-2019 tercatat sebesar 6,5 persen secara tahunan, menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 10,8 persen secara tahunan. 

"Perkembangan ini dipengaruhi oleh perlambatan ULN Lembaga Keuangan dari 6,8 persen (yoy) menjadi 2,9 persen (yoy) serta perlambatan ULN Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan (PBLK) dari 12,1 persen (yoy) menjadi 7,6 persen (yoy)," ujar dia.

BI menilai, struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Kondisi tersebut tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV 2019 sebesar 36,1 persen, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada kuartal sebelumnya. 

"Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 88,3 persen dari total ULN," tegas dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya