Rupiah Perkasa Lagi karena Kebijakan Penurunan Suku Bunga The Fed

Pekerja menunjukkan uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami penguatan pada perdagangan hari ini, Rabu, 4 Maret 2020. Di pasar spot, rupiah hingga saat ini diperdagangkan di kisaran Rp14.150 per dolar AS, menguat 0,92 persen dari penutupan perdagangan kemarin di level Rp14.282 per dolar AS.

Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah rata-rata diperdagangkan di level Rp14.171 per dolar AS, menguat 0,35 persen dari rata-rata perdagangan kemarin, Selasa, 2 Marer 2020 di level Rp14.171 per dolar AS.

Analisis Investasi Samuel Aset Manajemen, Narendro Anindyo menjelaskan bahwa pergerakan tersebut tidak terlepas dari kebijakan suku bunga bank sentral berbagai negara yang semakin kendur dalam mengahadapi wabah virus corona (Covid-19), termasuk Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).

Gubernur BI Proyeksikan Rupiah Baru Balik ke Rp 15.000-an pada Kuartal IV-2024

"Penurunan bunga ini sebenarnya sudah diperkirakan pasar sebelumnya, namun menimbulkan reaksi karena diumumkan lebih cepat dari jadwal," kata dia seperti dikutip dari analisisnya, Rabu, 4 Maret 2020.

Sebagaimana diketahui, The Fed memangkas suku bunga 50 basis poin ke 1-1,25 persen, kemarin Selasa 3 Maret 2020. Penurunan bunga ini dimaksudkan untuk memberi stimulus ekonomi Amerika dalam menghadapi risiko Covid-19.

Rupiah Mulai Perkasa Seiring Meredanya Konflik Israel-Iran

Di sisi lain, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menambahkan, pasar juga masih menyambut positif kebijakan BI yang menambah stimulus untuk pasar keuangan dalam negeri dengan lima kebijakan tambahannya. Hal itu memberikan likuiditaa tambahan bagi pasar keuangan domestik.

"Bank Indonesia mengumumkan lima paket kebijakan yang direspons positif oleh pasar sehingga mata uang garuda bisa kembali menguat. Dengan kelonggaran ini, diharapkan dapat memompa likuiditas di pasar," tegasnya.

Uang dolar AS dan rupiah.

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Perubahan arah kebijakan moneter AS dan memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa membuat ekonomi keuangan global berubah cepat. Hal itu bayangi rupiah.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024