Ekonom: Tanpa Optimisme, Resesi Ekonomi Bisa Semakin Dalam

VIVA – Ekonom Senior, Raden Pardede menekankan, di masa-masa sulit menghadapi pandemi corona (Covid-19) ini, diperlukan adanya sebuah optimisme baik dari pemerintah maupun masyarakat.

Selandia Baru Umumkan Negaranya Kini Memasuki Resesi

Sebab, hal itu menurutnya akan sangat mempengaruhi sektor perekonomian nasional, di mana pada 2019 lalu pertumbuhan PDB nasional Indonesia bisa mencapai sekitar 5 persen sebelum mewabahnya virus corona seperti saat ini.

"Nah, keadaan krisis sesudah kita terkena Covid-19 ini, PDB kita mungkin hanya tumbuh antara 1-2 persen," kata Raden dalam telekonferensi, Rabu 22 April 2020.

Jokowi: Sudah Banyak Negara Masuk Jurang Resesi, Kita Patut Bersyukur

Raden memprediksi jika aspek kepercayaan diri dan optimisme dalam menghadapi wabah ini terus tergerus, sehingga yang selalu muncul adalah pesimisme antara masyarakat dan pemerintah, maka yang terjadi keadaan pasti akan lebih berat. 

"Kalau itu yang terjadi, maka PDB kita bisa minus 3-4 persen," ujar Raden.

Inggris hingga Jepang Resesi, Ekonom Ungkap Dampaknya bagi Indonesia

Dia menjelaskan, apabila keadaan krisis ini nantinya masih berada di titik moderat, maka kita bisa mengatasi pesimisme ini sehingga mungkin saja pertumbuhan ekonomi bisa cepat kembali seperti semula.

Namun, apabila kepercayaan kepada pemerintah terus-menerus turun, maka kita akan sangat sulit kembali ke keadaan semula karena tentunya hal itu akan memerlukan energi lompatan yang sangat besar.

"Inilah kenapa saya sebutkan, optimisme itu menjadi sangat penting dan kita harus lawan pesimisme ini," kata Raden.

Raden menjelaskan, pentingnya optimisme masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi wabah Covid-19 ini, intinya adalah agar keinginan kita untuk tetap hidup masih bisa terus dipertahankan.

Namun di satu sisi, pada saat yang sama pemerintah juga harus rendah hati dan humble dalam mengakui kesalahan, seperti misalnya mengakui bahwa fasilitas kesehatan kita tidak memadai. 

"Jadi yang dibutuhkan adalah kemampuan kita untuk beradaptasi dan bekerja sama dalam menghadapi wabah Covid-19 ini, dan tidak terlalu banyak komplain yang justru akan merugikan imunitas kita," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya