BI Akui Corona Tekan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia

VIVA – Bank Indonesia (BI) memastikan kinerja sektor keuangan akan kembali mengalami pertumbuhan yang optimal pada 2021 atau setelah penyebaran wabah virus corona (Covid-19) berakhir. Itu karena terjaganya stabilitas sistem keuangan (SSK) sepanjang 2019.

Pemilu Berjalan Lancar, OJK Ungkap Bukti Minat Investasi Mulai Meningkat

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, pada penghujung 2019, salah satu indikator membaiknya SSK dapat dilihat dari membaiknya kondisi permodalan bank yang ditunjukkan meningkatnya Credit Adequacy Ratio (CAR) dan likuiditas perbankan melalui rasio Alat Likuid (AL) per Dana Pihak Ketiga (DPK).

Berdasarkan Buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) Semester II 2019 BI, posisi CAR perbankan meningkat dari 22,53 persen pada Juni 2019 menjadi 23,31 persen pada Desember 2019. Sedangkan rasio AL/DPK  meningkat dari 19,05 persen pada Juni 2019 menjadi 20,86 persen pada Desember 2019.

Lindungi Data Pribadi Konsumen, Kartu Kredit Ini Tak Pakai Nomor

"Stabilitas sistem keuangan Indonesia selama Semester II-2019 tetap terjaga, di tengah berlanjutnya ketidakpastian akibat menurunnya globalisasi, meningkatnya risiko di pasar keuangan global, dan munculnya risiko-risiko baru yang belum dikenal sebelumnya," tegas dia melalui keterangan tertulis, Selasa, 28 April 2020.

Meski demikian, Perry memperkirakan, tekanan terhadap SSK ke depan akan semakin meningkat seiring meluasnya dampak pandemi Covid-19. Meluasnya penyebaran Covid-19 ke banyak negara termasuk ke Indonesia menjadi ancaman bagi stabilitas makrofinansial global dan domestik.

BP Tapera Tegaskan Potongan Gaji Pekerja 3 Persen Belum Tentu Berlaku 2027

Itu karena dampak rambatan Covid-19 dari global memengaruhi Indonesia melalui jalur pariwisata, perdagangan atau ekspor, dan investasi. Sementara itu, upaya memutus rantai penularan Covid-19 di Indonesia berpotensi menurunkan kegiatan produksi dan aktivitas ekonomi, dan memberikan tekanan lebih lanjut pada sistem keuangan domestik.

"Mencermati bahwa pandemi Covid-19 berdampak terhadap meningkatnya tekanan pada perekonomian, BI telah mengeluarkan bauran kebijakan yang diarahkan untuk mendukung upaya mitigasi risiko penyebaran Covid-19, menjaga stabilitas pasar uang dan sistem keuangan, serta mendorong momentum pertumbuhan ekonomi," tururnya.

Karena itu, dia memperkirakan, pasca berakhirnya tekanan Covid-19, perekonomian global diprakirakan akan kembali meningkat pada 2021. Perbaikan ekonomi global dan domestik akan mendorong kinerja korporasi dan RT kembali berada pada fase perbaikan. 

"Hal tersebut akan mendorong pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga kembali meningkat pada 2021, masing-masing berada dalam kisaran 9-11 persen dan 8-10 persen," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya