VIVAnews - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi di industri minyak dan gas (migas) sepanjang triwulan I-2010 mencapai US$ 2,61 miliar. Nilai tersebut meningkat dibanding periode sama tahun lalu sebesar US$ 2,55 miliar.
"Kami semua menyadari bahwa investasi di industri migas memerlukan komitmen finansial serta risiko yang tinggi," kata Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh di sela pembukaan konvensi dan pameran The Indonesian Petroleum Association (IPA) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa 18 Mei 2010.
Darwin mengatakan, guna menciptakan iklim investasi yang lebih baik diperlukan kerja sama yang kuat antara pemerintah dan mitra.
"Pemerintah akan melakukan segala upaya guna menjamin return of investment dari para investor dan menghargai sanctity of contract," ujarnya.
Wakil Presiden Boediono dalam sambutannya mengatakan Indonesia saat ini berupaya mengubah paradigma pembangunan sektor migas dari orientasi pendapatan menjadi pertumbuhan ekonomi.
"Pembangunan bidang migas harus mencermati dua hal yaitu produksi di mana kita harus memprioritaskan sebagai total suplai dengan tujuan utama pemenuhan kebutuhan domestik. Kalau jumlah cukup, diekspor dengan tujuan penerimaan pendapatan," ujar Boediono.
Dia menambahkan, fokus pengembangan produksi dapat dilakukan melalui upaya mendorong eksplorasi yang mandek, menyusun sistem monitoring, serta keikutsertaan dalam kemajuan teknologi.
"Kita tidak boleh terlena. Jangan hanya mengontrakkan kepada orang lain tanpa mengabaikan upaya untuk menciptakan kemampuan di bidang teknologi," kata dia.
Sementara itu, dari sisi konsumsi, Wapres menilai prospek masa depan energi dunia adalah pada komoditas gas. Untuk itu, pemerintah menginginkan agar pembangunan ekonomi dilandaskan pada gas. (hs)
arinto.wibowo@vivanews.com
Temuan KPK Usai Geledah Ruang Kerja Sekjen DPR RI
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah rampung menjalani penggeledahan di ruang kerja Sekertaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Indra Iskandar.
