VIVAnews - Bank Indonesia (BI) mencatat sebanyak 54 produk perbankan syariah dari luar negeri belum memperoleh fatwa dari Dewan Syariah Nasional (DSN). Padahal BI sudah mengajukan permohonan sejak akhir 2009.
"Sampai sekarang belum dibahas, mungkin belum ada waktu," kata Deputi Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI, Mulya E Siregar, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat 4 Juni 2010.
Menurut Mulya, BI mendorong agar produk-produk perbankan syariah bisa terus dikembangkan di Tanah Air. Untuk tujuan tersebut, BI sudah membuat buku panduan modifikasi produk syariah yang sudah beredar di pasar dalam negeri sebagai panduan bagi bank untuk membuat produk serupa.
"Kami sudah mengusahakan membuat buku atau modul yang memuat modifikasi produk yang ada di pasar," katanya.
Selain itu, BI membuat modifikasi produk-produk perbankan syariah yang sudah beredar di luar negeri agar bisa diadopsi di pasar lokal. "Kami kasih ke DSN juga, karena yang dari luar negeri belum ada fatwanya," tuturnya.
Dengan dibuatnya modul produk perbankan syariah, BI berharap perbankan syariah bakal memiliki produk yang lebih inovatif. Selain itu, modul yang dibuat bisa dijadikan acuan oleh bank syariah untuk langsung membuat produk baru tanpa perlu meminta izin terlebih dahulu kepada bank sentral.
"Bank syariah itu bisa melihat dari situ dan tidak perlu izin lagi. Cukup memberi tahu ke BI dan itu akan lebih cepat. Kami mengharapkan DSN bisa membahasanya dengan BI," katanya.
arinto.wibowo@vivanews.com
Pecinta Hewan Merapat, Jakarta Pet Expo 2024 Akan Hadir di Kemayoran!
Pecinta Hewan Merapat PT Songolas Exhibition Services (19 Events) untuk pertama kalinya akan menggelar Jakarta Pet Expo (JPE) 2024 pada 27-30 November di JIExpo Kemayoran
