VIVAnews - PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK) menargetkan pertumbuhan kredit pada 2009 sebesar 10-14 persen. Angka tersebut berdasarkan pertimbangan kondisi ekonomi Indonesia yang terpengaruh situasi global.
Menurut Direktur Bank Ekonomi, Lenggono S Hadi, tahun depan diperkirakan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi akibat pengaruh krisis global. Untuk itu Bank Ekonomi mengambil angka konservatif, berdasarkan kondisi yang kurang menguntungkan tahun depan.
Pertumbuhan kredit Bank Ekonomi pada 2008 sebesar 29-30 persen. Sedangkan untuk realisasi kredit hingga akhir November mencapai Rp 10,16 triliun, atau melebihi target 2008 sebesar Rp 9,13 triliun. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/LDR) naik dari 59,07 persen menjadi 62,83 persen.
Sementara itu, untuk dana masyarakat, Bank Ekonomi ingin mempertahankan posisi dana pihak ketiga (DPK) dari tabungan dan giro sebesar 60 persen dan deposito 40 persen. DPK Bank Ekonomi per November mencapai Rp 16,22 triliun atau naik 17 persen dibanding DPK November 2007 sebesar Rp 13,87 triliun.
"Tahun depan sepertinya DPK turun karena kredit turun. Bagaimana mau menghimpun dana kalau tidak memberikan kredit," kata dia.
Hingga November, laba Bank Ekonomi mencapai Rp 301 miliar atau 97,1 persen dari target 2008 sebesar Rp 301 miliar. Bila dibandingkan perolehan laba bersih pada November 2007 sebesar Rp 234 miliar, perolehan laba itu naik 28,63 persen.
Kenaikan itu disebabkan lonjakan bunga Rp 1,23 triliun menjadi Rp 1,39 triliun atau naik 13,08 persen. Pendapatan bunga bersih tumbuh 24,77 persen dari Rp 533 miliar menjadi Rp 665 miliar dan realisasi net interest margin (NIM) sebesar 4,53 persen dari target 4,5 persen.
VIVA.co.id
29 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Ijeck mengajak masyarakat Sumut, dan Indonesia untuk mendoakan Timnas, agar memetik kemenangan dalam laga ini. Ijeck mendoakan anak asuh Shin Tae-yong menembus final.
Pada tahun 2021, nominal ini turun menjadi Rp 1,2 juta, mencerminkan perubahan kondisi dan kebutuhan. Namun, di tahun 2022, meskipun pandemi telah mulai mereda, kenaikan
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) kembali memulai program Bantuan Subsidi Upah (BSU). Pada tahun itu, BSU memberikan bantuan satu kali sebesar Rp 600 ribu. Ini lebih
BSU mendapatkan dukungan pemerintah sebesar Rp 2,4 juta selama pandemi COVID-19 yang dimulai pada tahun 2020. Pada tahun 2021, nominal ini turun menjadi Rp 1,2 juta, men
Selengkapnya
Isu Terkini