VIVAnews - Manajemen PT Indosat Tbk (ISAT) belum menerima informasi resmi dari pemegang saham pengendali, Qatar Telecom, mengenai detail pelaksanaan penawaran tender (tender offer) saham perseroan. Informasi terkait rencana penawaran tender hanya diperoleh melalui siaran pers dan pemberitaan media massa.
"Sampai dengan ditandatangani surat ini, kami belum menerima informasi resmi," kata Direktur Corporate Services Indosat, Wahyu Wijayadi, dalam penjelasan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 31 Desember 2008.
Menurut dia, manajemen Indosat belum dapat menjelaskan detail rencana penawaran tender tersebut kepada otoritas bursa. Namun, perseroan akan segera menyampaikan informasi atau fakta material terkait pelaksanaan penawaran tender itu.
"Kami juga telah meminta Qtel untuk menyampaikan setiap siaran pers terkait rencana tender offer itu langsung kepada Bursa Efek Indonesia," ujar dia. Hal itu diperlukan karena rencana penawaran tender merupakan transaksi pemegang saham perseroan.
Sebelumnya, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) meminta Qtel segera mengajukan pendaftaran penawaran tender saham publik Indosat sebesar 24,2 persen pada awal Januari 2009.
"Qtel diharapkan dapat melaksanakan tender offer pada harga yang sudah disepakati Rp 7.388 per unit," kata Ketua Bapepam-LK, Fuad Rahmany, belum lama ini.
Pelaksanaan penawaran tender itu seiring keputusan Departemen Komunikasi dan Informatika yang mengizinkan Qtel untuk menguasai saham Indosat hingga 65 persen. Namun, perusahaan telekomunikasi asal Timur Tengah tersebut diwajibkan melakukan spin off maksimal dalam jangka waktu dua tahun.
Hasto Klaim PDIP Bakal Move On dari Pilpres untuk Hadapi Pilkada 2024
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut kunci utama partai menghadapi pilkada pada November 2024 nanti, yakni soliditas. Walau hasil Pilpres 2024 belum berpihak ke PDIP.
