Harga IPO Garuda Rp750-1.100 Mahal atau Murah

Pesawat Garuda saat di Bandara Soekarno Hatta
Sumber :
  • VIVAnew/Maryadi

VIVAnews - PT Garuda Indonesia (Persero) menawarkan harga saham perdana (initial public offering/IPO) Rp750-1.100 per unit.  Dan jumlah  saham perdana yang dilepas sebanyak 28,93 persen dan 7,54 persen divestasi saham milik PT Bank Mandiri Tbk di Garuda.

Apakah saham perdana, yang ditawarkan sebanyak 9,36 miliar unit, dengan nilai nominal Rp500 per unit tersebut terhitung murah atau mahal? Berikut, komentar sejumlah analis mengenai saham maskapai penerbangan pelat merah tersebut.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Menurut Kepala Riset PT Recapital Securities Pardomuan Sihombing, harga IPO Garuda yang dibanderol pada harga itu cukup menarik bila dibandingkan dengan valuasi perusahaan terhadap laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EV/EBITDA) industri sejenis yang sebesar 7,4 kali.

"Harga indikatif IPO Garuda sebesar Rp750-Rp 1.100 per saham. Pada kisaran harga itu, EV/EBITDA Garuda berkisar 7,4-10,8 kali. Jadi, masih terbilang murah," kata dia kepada VIVAnews.com di Jakarta, Senin 17 Januari 2011.

Dibilang murah, kata dia, karena prospek Garuda ke depan sangat menjanjikan. Sebab, dengan geografi Indonesia yang berkepulauan, memungkinkan tranportasi diutamakan dengan menggunakan pesawat terbang. "Jadi, selain pasar domestik berpotensi besar, perseroan juga rajin merambah pasar internasional," ujar Pardomuan.

Apalagi, Pardomuan menambahkan, perseroan merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara. "Tentunya, IPO saham BUMN selalu diburu investor," tuturnya.

Sedangkan Minu, analis PT Mega Capital Indonesia menilai bahwa dilihat dari rasio harga saham terhadap laba bersih per sahamnya (price to earning ratio/PE) dengan patokan harga Rp750-1.100, IPO saham Garuda terbilang mahal. Sebab, PE saham pemerintah tersebut mencapai 20-29 kali, sedangkan rata-rata industrinya hanya 13 kali. "Memang, kalau dilihat PE-nya mahal," ujarnya.

Namun, kata dia, dengan prospek bisnis Garuda ke depan yang menjanjikan, mahalnya PE tidak memengaruhi tingkat beli investor terhadap saham maskapai BUMN tersebut bila melantai di bursa.

Minu menyebutkan, sejumlah alasan saham Garuda bakal diserap pasar di antaranya pertama, siklus perusahaan yang saat ini sedang membaik setelah melakukan restrukturisasi utang.

Kedua, industri penerbangan di Indonesia terbilang unik. Sebab, belum ada transportasi yang lebih cepat dibanding penerbangan bila bepergian antarpulau. Ketiga, armada yang dimiliki Garuda cukup banyak dan lebih modern.

"Bahkan, hasil IPO nanti akan dipakai untuk membeli pesawat baru yang tentunya bisa lebih mengirit bahan bakar dan pengeluaran biaya operasional perusahaan," tutur Minu.

5 Orang jadi Tersangka Baru Korupsi Timah, Siapa Saja Mereka?
Mahfud MD

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024