VIVAnews - Lembaga pemeringkat internasional, Moody's Investors Services akan meningkatkan peringkat utang Indonesia pada posisi investment grade atau peringkat untuk investasi. Namun, level tersebut masih akan tergantung kepada kebijakan pemerintah dan kestabilan politik Indonesia.
"Potensi masih ada, tapi itu tergantung pada timing dan kebijakan pemerintah," ujar Vice President Senior Analyst Sovereign Risk Group Moody's Investors Service, Aninda S Mitra, di Jakarta, Jumat 21 Januari 2011.
Menurut Aninda, meningkatkan peringkat bukan seperti proses kimia. "Kami masih mempertimbangkan budget pemerintah terhadap tingkat inflasi," ujar dia.
Tidak hanya itu, Moodys juga mempertimbangkan neraca pemerintah. "Jika kami merasa nyaman dengan risiko tersebut, peningkatan rating ada di depan mata," ujar Aninda.
Data Moody's menunjukkan, neraca pemerintah dapat dikelola dengan baik dengan defisit di bawah dua persen dalam enam tahun terakhir. Angka ini lebih rendah ketimbang negara emerging market lainnya seperti India dan Mesir. India tahun lalu hanya mampu mengelola neraca dengan nilai defisit delapan persen.
Seperti diketahui, Moody's menaikkan peringkat utang Indonesia dari posisi Ba2 menjadi Ba1. Dengan kenaikan rating ini, Indonesia tinggal selangkah lagi menuju investment grade.
Menurut Aninda, kenaikan peringkat ini didasarkan pada sejumlah faktor. Di antaranya adalah ketahanan ekonomi yang didukung membaiknya pengelolaan ekonomi makro, posisi utang pemerintah, serta cadangan devisa yang cukup. Alasan lainnya, prospek masuknya investasi langsung diharapkan dapat memperkuat posisi dan prospek Indonesia.
Moody's telah menempatkan peringkat Indonesia dalam review-nya pada Desember 2010. Indonesia dipandang mampu bertahan dalam krisis finansial global, memperbaiki tata kelola pemerintah dan kemampuan untuk mengelola isu politik dalam negeri dan mengawal agenda reformasi. (art)
5 Negara Paling Tidak Ramah Vegetarian di Asia, Ada Korea Selatan dan Jepang
Asia, dengan kekayaan budaya dan ragam kuliner yang mengagumkan, merupakan destinasi impian bagi banyak pelancong. Namun, ada negara yang tidak ramah vegetarian.
