Balita HIV/AIDS di NTT Butuh Obat

Peringatan Hari AIDS Sedunia
Sumber :
  • AP Photo/ Alvaro Barrientos

VIVAnews - Jaringan Orang Terinveksi HIV (JOTHI) Nusa Tenggara Timur meminta pemerintah untuk menyediakan obat Antiretroviral (ARV) bagi sekitar 40 balita yang positif HIV/AIDS di daerah itu. Permintaan ini diutarakan setelah JOTHI NTT menemukan ada dua pasien HIV yang masih balita di RSUD WZ Yohanes, Kupang, terpaksa mengkonsumsi ARV untuk orang dewasa. Dikhawatirkan, ini akan berpengaruh buruk pada kekebalan tubuh mereka.

Koordinator JOTHI  NTT, Maxi Metan, mengatakan organisasinya keberatan dengan perlakuan itu. Apalagi, ARV untuk balita dalam bentuk sirup sudah ada.

Gaji UMR Bisa Punya Pajero Sport, Masih Sisa Banyak

Maxi, yang juga seorang penderita positif HIV, saat dihubungi VIVAnews.com, Senin, 24 Januari 2011, menyatakan mestinya stok ARV untuk anak selalu tersedia agar balita yang terinfeksi HIV melalui ibunya bisa mengkonsumsi obat itu secara rutin.

“Para balita HIV harus diselamatkan. Mereka membutuhkan perhatian  serius dengan cara pelayanan medis yang lebih menusiawi,” katanya. “Kami sudah menyampaikan masalah ini ke pihak rumah sakit, dan diharapkan segera ada tindaklanjut,” ujar Maxi.

Dia menambahkan, pemerintah perlu memperhatikan fasilitas delapan RS rujukan bagi penderita HIV/AIDS (ODHA) di NTT agar bisa lebih maksimal memberikan pelayanan kesehatan. Dari hasil survei, dari delapan rumah sakit itu, tinggal dua yang masih berfungsi.

“Kondisi ini menyebabkan para ODHA yang sudah di stadium III-IV mengalami kesulitan untuk mendapatkan obat maupun perawatan secara maksimal,” lanjutnya.

Dua rumah sakit yang berfungsi dengan baik adalah RSUD WZ Johanes Kupang dan RSUD TC Hillers Maumere di Kabupaten Sikka. Enam yang sudah tidak berfungsi optimal adalah RSU Umbu Rara Meha di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur; RSU Atambua di Kabupaten Belu; RSUD Ende, RSU Ruteng-Manggarai, RSU Larantuka-Flores Timur dan RS TNI AD Wirasakti/Kupang.
 
78 tewas

Tentang Metode Freeze Drying ASI, Ini Tanggapan IDAI

Sementara itu, data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan NTT menyebutkan bahwa selama 2010, 78 orang meninggal akibat HIV/AIDS. Total jumlah korban tewas menjadi 330 orang. Sampai Desember 2010, total kasus HIV/AIDS di NTT mencapai 1.335 dari sebelumnya 953 kasus.

Menurut Gusty Brewon, staf Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi NTT, sebagian besar kasus HIV/AIDS ditemukan pada mantan tenaga kerja yang pernah bekerja di luar negeri, pekerja seks komersial, ibu rumah tangga, tukang ojek, petani, pelajar, sopir, pekerja swasta, PNS, dan anggota TNI/Polri.

Pemanasan Global Ancam Pendidikan Anak-anak di Asia

Mengenai stok obat ARV untuk anak, menurut Gusty, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan NTT agar segera mengajukan persoalan ini ke Departemen Kesehatan RI. (Laporan: Jemris Fointuna, Kupang | kd)

Ilustrasi simbol bendera PDIP saat Peringatan puncak Bulan Bung Karno 2023 di GBK

PDIP Kritik Ide Penambahan Kementerian: Bagi-bagi Kekuasaan Berdampak Pemborosan Anggaran

Kubu Prabowo menggaungkan usulan penambahan jumlah kementerian atau lembaga hingga menjadi 40. Ide itu menuai pro dan kontra.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024