- Abror Rizky/Biro Pers Istana
VIVAnews - Pemerintah menilai keliru kalau ada kalangan yang menganggap pertumbuhan ekonomi nasional ada kaitannya dengan laju inflasi yang angkanya saling berkejar-kejaran.
"Banyak pandangan yang menyatakan (pertumbuhan ekonomi) itu kejar-kejaran dengan inflasi. Pertumbuhan (itu) tidak ada hubungannya itu sebenarnya," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di kantornya, Jalan Wahidin, Jakarta, Selasa 8 Februari 2011.
Hatta menuturkan, pemerintah bersyukur pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu (2010) sebesar 6,1 persen bisa melewati target yang dibuat sebesar 5,8 persen. Padahal, sebelumnya pemerintah sudah merevisi target pertumbuhan ekonomi dengan menaikkan dari 5,7 persen menjadi 5,8 persen.
Kendati mengkritik kalangan yang mengaitkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi, Hatta mengaku pemerintah tetap harus bisa mengendalikan inflasi. Sebab, inflasi yang tinggi bakal menggerus belanja pendapatan negara.
Upaya yang bakal dilakukan pemerintah misalnya, dengan mengendalikan faktor pendorong inflasi terutama dari sisi volatile food. Pengendalian ini menjadi tidak mudah karena harga pangan dunia saat ini terus meningkat tajam. "Makanya dari kemarin kami wanti-wanti agar harus mencermati terus masalah pangan dan energi," katanya.
Walau pertumbuhan ekonomi 2010 melampaui target, pemerintah sampai saat ini belum berencana mengubah asumsi makro yang sudah ditetapkan sejak awal tahun. Tahun ini pemerintah mematok inflasi pada level 5,3 persen dengan pertumbuhan ekonomi 6,4 persen. (umi)