470 Korban Bencana Merapi Pindah ke Shelter

Pengungsi Gunung Merapi
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews -- Sebanyak 470 jiwa atau sekitar 145 kepala keluarga (KK) warga Dusun Kaliadem, Desa Kepuhharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman DIY, sejak selas (15/2) telah menempati shelter di Gondang 1 yang juga berada di Kecamatan Cangkringan.

Sebelumnya 470 jiwa tersebut selama 3 bulan lebih harus hidup
di pengungsian secara berpindah-pindah. Awalnya mereka mengungsi di Balai Desa Kepuharjo, berpindah lagi di Wukirsari, dan lalu ke Stadion Maguwoharjo. Sejak 6 November 2010 mereka pindah di Balai Desa Sariharjo, Ngaglik, Sleman.

Juninah (42) salah seorang warga yang ditinggal di Shelter Gondang I mengatakan cukup bahagia karena bisa kembali menatap hidup lebih baik dari pada tinggal di pengungsian.

"Saat ini saya dan keluarga bisa menata hidup kembali setelah 3 bulan lebih tak bisa hidup secara normal," terangnya, Selasa, 15 Februari 2011.

Juminah yang saat ini telah menjanda karena suaminya meninggal di pengungsian akibat sakit keras, mencoba berjualan aneka macam sembako untuk menghidupi kedua putranya. "Kalau tidak berjualan bagaimana saya menghidupi kedua anak saya yang masih berada di sekolah menengah pertama," ujarnya.

Jokowi Beri Tugas Baru ke Luhut Urus Sumber Daya Air Nasional

Warga lainnya pasangan suami istri Udi Siyono, 65 tahun dan Sayem 60 tahun pun mengaku cukup senang. Minimal dirinya bisa beraktifitas dengan bercocok tanam di pekarangan bekas rumah tinggal mereka di Kaliadem. “Tua-tua begini masih kuat kalau bercocok tanam. Kalau gak ada aktifitas, malah stres jadinya,” kata Sayem.

Suami Sayem, Udi Siyono menambahkan, pihaknya juga menunggu lahan rumput tumbuh kembali agar bisa kembali beternak.  “Sebelumnya saya beternak dan memiliki 5 ekor sapi dan semuanya mati terkena awan panas,” kata bapak tiga orang anak itu.

Sebenarnya ia juga sudah memperoleh ganti rugi sapi yang mati. Namun uang tersebut belum bisa dicairkan dan harus untuk membeli sapi. “Kalau sekarang tidak mungkin karena lahan rumputnya masih berupa pasir dan batu. Kalau rumput sudah hijau, baru uang akan saya gunakan untuk membeli sapi lagi,” kata Udi.

Namun sebagian warga lainnya masih binggung menata kehidupan. “Saya masih binggung mau ngapain. Yang terpenting, di shelter kami punya privasi dan berlatih mandiri,” kata Ngatimin, 29 tahun.

Dari 2613 shelter yang direncanakan, sampai saat ini baru terbangun
sekitar 25 persen dan baru sebagian warga yang menempati shelter.
Sementara, sebagian besar warga lainnya yang tidak memiliki rumah karena kampung halaman mereka rata diterjang awan panas, sampai saat ini terpaksa masih menempati beberapa posko pengungsian.

Sebelumnya, sebanyak 88 KK dari Dusun Bakalan, Argomulyo, Cangkringan juga sudah menempati shelter di Kuwang, Argomulyo, Cangkringan Sleman.

Untuk membantu mengerakkan perekonomian sewaktu menepati shelter, Pemkab Sleman, mengulirkan program padat karya dan mempekerjakan setiap KK selama 18 hari dengan upah Rp 25.000 per hari.

Laporan: Juna Sanbawa| Yogyakarta

Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Bintoro di TKP Polisi Bunuh Diri

Polisi Periksa 13 Saksi Kasus Tewasnya Anggota Polresta Manado di Mampang Jakarta Selatan

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro, mengaku saat ini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan 13 orang atas tewasnya anggota Satlantas Polresta Manado.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024