- Vivanews.com/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Pembahasan rancangan kode etik DPR diwarnai aksi walk out Fraksi Gerindra dan Hanura. Kedua fraksi itu merasa tidak dilibatkan dalam pembahasan draf.
Begitu sesi pembahasan kode etik dibuka oleh Pimpinan Sidang Priyo Budi Santoso, anggota Fraksi Gerindra Martin Hutabarat langsung menginterupsi.
"Kami sangat gembira dengan dibentuknya kode etik ini. Kita memiliki kode etik terutama menghadapi sorotan masyarakat," katanya. "Misalnya soal pelacuran, yang cenderung menghakimi laki-laki, misal pelacuran yang selalu menjadi korban adalah laki-laki. Kalau perempuan yang datang ke klub-klub gigolo itu tidak dipermasalahkan. Ini soal etika."
Namun, dia melanjutkan, "Hal lainnya yang membuat kami prihatin adalah tidak dilibatkannya anggota kami. Kami merasa prihatin 26 anggota kami tidak diakomodir. Izinkan kami mengundurkan diri untuk tidak mengikuti paripurna karena tidak dimasukkan dalam Badan Kehormatan, padahal kami sangat ingin bergabung dalam Badan Kehormatan," katanya.
Hal senada disampaikan Anggota Fraksi Hanura Erik Satya Wardhana. "Kawan dari Gerindra, begitu juga dengan Hanura. Menurut kami, aspirasi kami tidak mendapat respons yang baik, jadi saya kira Fraksi Partai Hanura juga mengambil sikap yang sama," katanya.
"Bukan kami tidak menyetujui kode etik ini, saya kira kode etik ini cukup baik, tapi proses yang tidak berasas keadilan yang tidak menyertakan Fraksi Partai Hanura. Ini yang kami anggap tidak aspiratif dan mengabaikan respons kami."
Sejumlah anggota Badan Kehormatan mencoba menahan kedua fraksi itu walk out. Namun, tidak berhasil. Gerindra dan Hanura kemudian meninggalkan ruangan. (umi)