Tsunami Jepang Pukul Industri Pariwisata RI

Suasana ekspor impor di pelabuhan.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Gempa bumi dan tsunami 11 Maret 2011 tidak hanya meluluhlantakkan infrastruktur Jepang, melainkan juga perekonomian mereka. Pabrik-pabrik harus tutup karena kekurangan listrik yang dipicu rusaknya sejumlah pembangkit nuklir.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan, krisis Jepang akan berdampak pada perekonomian nasional. "Terutama pada perdagangan ekspor-impor," kata Purbaya di Jakarta, Kamis 31 Maret 2011.

Menurut Purbaya, sektor yang terpukul berat antara lain industri pariwisata. Berkaca pada gempa Kobe 1995, bencana alam itu menyebabkan turis asal Jepang turun hingga 15 persen. Padahal, Jepang merupakan salah satu penyokong turis terbesar, yaitu 10 persen dari total turis yang berkunjung ke Indonesia.

Namun, dia mengatakan, kontraksi ekonomi hanya terjadi sesaat setelah gempa. Bulan-bulan berikutnya, konsumsi pulih dan perdagangan kembali normal. Bahkan, menurut dia, pertumbuhan ekonomi makin meningkat, karena ada kenaikan investasi.

Purbaya melanjutkan, saat Jepang masuk dalam masa rekonstruksi, justru akan menjadi peluang bagi Indonesia. Jepang akan membutuhkan minyak, gas, dan batu bara sebagai sumber energi. Permintaan bijih besi, nikel, dan baja juga diperkirakan turut naik. "Ini harus dimanfaatkan Indonesia," katanya.

Masa pembangunan kembali Jepang diperkirakan dimulai pada triwulan kedua tahun ini.

Danareksa Research Institute memperkirakan biaya rekonstruksi Jepang bisa mencapai 7-10 triliun yen Jepang, atau sekitar Rp750-1.050 triliun. Sumber pembiayaan ini antara lain dari pemerintah dan sektor swasta, termasuk asuransi. (art)

Sering Dikasih Perhiasan, Fuji Ingatkan Hal Mulia Ini untuk Para Fansnya
Kemenkominfo mengadakan kegiatan chip in

Kemenkominfo Menggelar Talkshow dengan Tema Jarimu Harimaumu

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo RI) mengadakan kegiatan talkshow chip in “Jarimu Harimaumu” pada tanggal 26 April 2024 di Jakarta Barat.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024