Gaya Hidup Ibu Hamil Picu Obesitas Anak

Anak obesitas
Sumber :
  • dok. Corbis

VIVAnews - Obesitas pada anak memiliki dampak sangat besar dari segi fisik dan psikologis. Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, gangguan tidur, gangguan saraf, risiko diabetes, dan penyakit sendi, depresi, kepercayaan diri rendah, dan diet berlebihan.

Di Indonesia, obesitas telah menimpa 14 persen anak. Tak hanya kalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas, tapi juga masyarakat dari tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Penyebabnya bukan hanya pola makan dan gaya hidup anak yang salah. Gaya hidup sang ibu saat hamil juga berpengaruh kuat meningkatkan masalah obesitas pada anak.

Penelitian internasional yang baru-baru ini dilakukan, menggali lebih dalam mengenai masalah tersebut. Penelitian menemukan bahwa ibu yang meminimalkan asupan karbohidrat mereka selama kehamilan akan meningkatkan risiko obesitas pada anaknya kelak.

Bayi akan menyesuaikan DNA saat di kandungan dengan lingkungan setelah lahir. Kurangnya karbohidrat seperti gula dan pati di awal perkembangannya adalah sinyal untuk tubuhnya agar menyimpan energi
dalam bentuk lemak sebelum remaja. Inilah pemicu obesitas di usia anak.

"Obesitas tidak hanya berkaitan dengan gen dan gaya hidup, tetapi juga dipicu oleh pengaruh pada perkembangan bayi di dalam rahim termasuk apa yang ibu makan," ujar pemimpin penelitian, profesor Keith Godfrey dari Universitas Southampton.

Menurutnya, gizi yang ibu makan selama hamil dapat mengakibatkan perubahan epigenetik yang memengaruhi anak menderita obesitas.

Jika pada awal masa kehamilan ibu mengonsumsi makanan rendah karbohirat, kemungkinan bayinya akan lahir dengan perubahan epigenetik yang lebih tinggi. Perubahan-perubahan tersebut berhubungan pada masa kanak-kanak pada umur enam dan sembilan tahun.

Perubahan epigenetik dapat mengubah fungsi jalan DNA tanpa mengubah urutan DNA yang sebenarnya. Urutan DNA berasal dari kedua orangtuanya saat bayi dikandung.

Dalam studi tersebut, peneliti mengambil sampel tali pusat hampir 300 bayi dan mencari perubahan epigenetik tertentu. Mereka menemukan perubahan yang melibatkan gen RXRA yaitu yang berhubungan dengan reseptor untuk vitamin A dan cara proses sel lemak.

Yang mengejutkan dari penelitian tersebut adalah, 25 persen bayi-bayi tersebut menunjukkan perbedaan berat badan yang signifikan pada usia enam dan sembilan tahun.

Penelitian ini dapat mengubah cara pandang orang terkait obesitas. Bahwa mengukur obesitas dari pantauan body mass index tidaklah cukup. "Penelitian ini menyediakan bukti bahwa ada intervensi dari orang dewasa terhadap penyakit kronis anak, tidak hanya dalam masyarakat ekonomi menengah ke atas, tetapi juga masyarakat ekonomi menengah ke bawah," ujar anggota tim peneliti Sir Peter Gluckman.

Prabowo Gandeng PKB dan Nasdem, Gibran: Ini Bukan Meninggalkan PDIP
Dak Galbi

5 Negara Paling Tidak Ramah Vegetarian di Asia, Ada Korea Selatan dan Jepang

Asia, dengan kekayaan budaya dan ragam kuliner yang mengagumkan, merupakan destinasi impian bagi banyak pelancong. Namun, ada negara yang tidak ramah vegetarian.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024