Loncatan Cepat Nazaruddin

Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVAnews - Usia Muhammad Nazaruddin terbilang masih muda, 33 tahun. Tapi politisi asal Bangun, Pematang Siantar, Sumatera Utara ini sudah melejit kariernya di dunia politik.

Pos penting dalam kepengurusan pusat partai terbesar di Indonesia pernah ia tempati yaitu, Bendahara Umum Partai Demokrat. Tapi, ia tidak lama menempati pos itu sejak diangkat tahun 2010.

Tepatnya pada 23 Mei 2011, Pengurus Dewan Kehormatan Partai yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya memberhentikan dirinya. Alasan Dewan Kehormatan karena kasus yang melibatkan Nazaruddin, dianggap terkait anggaran dan memiliki konflik kepentingan dengan posisinya sebagai Bendahara Umum.

Kini, Nazaruddin sudah tidak terdaftar lagi di kepengurusan DPP Partai Demokrat. Tapi, ia masih dipercaya menjadi Anggota DPR di Komisi VII. Komisi ini membidangi ESDM, Ristek dan Lingkungan Hidup.

Nazaruddin menjadi Anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Timur IV. Pada pemilihan legislatif tahun 2009, dengan nomor urut satu, ia mendapatkan 76.256 suara.

Sebelum bergabung dengan Partai Demokrat, Nazaruddin rupanya pernah tercatat menjadi politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, karier politiknya di partai berlambang Ka'bah itu tidak secemerlang di Demokrat.

Pada Pemilu legislatif tahun 2004, Nazaruddin gagal melenggang ke Senayan. Saat itu, dia menjadi caleg dari  PPP Daerah Pemilihan (Dapil) 2 Riau. Nazaruddin saat itu hanya menempati posisi dua.

Setelah gagal di PPP, Nazaruddin langsung meloncat ke Demokrat. Kariernya di partai baru itu langsung melejit. Satu tahun bergabung, ia langsung dipercaya menjadi Wakil Bendahara DPP Partai Demokrat pada tahun 2005.

Lima tahun mengabdi, Nazaruddin langsung dipercaya menduduki pos Bendahara Umum Partai karena kedekatannya dengan Ketua Umum Partai, Anas Urbaningrum. Dalam proses pemilihan ketua Partai Demokrat tahun lalu, Nazaruddin masuk menjadi tim suksesnya.

Bapak dua anak ini juga sukses di luar politik. Lulusan STIE Bisnis Indonesia Jakarta tahun 2004 ini tercatat menjadi empat komisaris di empat perusahaan. Nazaruddin pernah menempati posisi komisaris di PT. Anugrah Nusantara, PT. Anak Negeri, PT. Panahatan, PT. Berkah Alam Berlimpah.

Kini, di awal tahun 2011, sejumlah kasus telah melilitnya. Mulai dari dugaan terlibat dalam proyek pembangunan wisma atlet  di Palembang serta dugaan penyuapan kepada Sekjen Mahkamah Konstitusi (MK), Janedjri M. Gaffar.

Jokowi Beri Tugas Baru ke Luhut Urus Sumber Daya Air Nasional
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Bintoro di TKP Polisi Bunuh Diri

Polisi Periksa 13 Saksi Kasus Tewasnya Anggota Polresta Manado di Mampang Jakarta Selatan

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro, mengaku saat ini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan 13 orang atas tewasnya anggota Satlantas Polresta Manado.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024