Belajar Budaya Aborigin dari 'Ten Canoes'

VIVAnews – Kehidupan suku Aborigin di Australia selalu menjadi kisah menarik untuk ditelusuri. Oleh karena itu, mengawali rangkaian Australian Indigenous Arts and Cultural Festival 2009, Kedutaan Besar Australia di Jakarta memutar film berjudul “Ten Canoes” untuk kalangan media, Jumat pagi 16 Januari 2009.

Film produksi tahun 2006 ini mengangkat cerita kehidupan penduduk pribumi daratan Australia sebelum kedatangan orang kulit putih.

Atase Kebudayaan Australia untuk Indonesia, Fiona Hoggart, mengatakan bahwa kebudayaan Aborigin sangat indah  dan kuno, sehingga banyak yang bisa dieksplor.

Selain itu, hubungan warga Australia pendatang dengan penduduk pribumi semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir, sehingga hal baik tersebut harus dibagi pada orang lain. “Hubungan orang Australia dan pribumi sangat meningkat, jadi kami ingin berbagi ini dengan orang Indonesia,” kata Hoggart.

Dalam film “Ten Canoes”,  kata Hoggart, lukisan dan cerita yang ditampilkan dekat dengan spiritualitas. “Film ini bertutur mengenai bagaimana tanah mereka tercipta, tentang aturan kehidupan mereka, dan bagaimana cara berkomunikasi,” kata Hoggart.

Festival kesenian dan budaya pribumi Australia yang digelar di Jakarta ini merupakan bagian dari Australia Day. Australia Day diperingati tiap 26 Januari untuk menandai kedatangan bangsa Eropa ke wilayah Australia dan kemudian menduduki negeri kanguru tersebut.

Selain “Ten Canoes”, beberapa film Australia lainnya juga akan diputar di bioskop Blitzmegaplex Grand Indonesia dari 22 hingga 26 Januari 2009.

Menurut Hoggart,  cerita dan kesenian rakyat  Aborigin bisa digunakan untuk mempererat hubungan kerja sama budaya dengan bangsa lain, termasuk Indonesia.

Sudaryono dan Hendi Bersaing Ketat dalam Survei LKPI untuk Pilgub Jateng

“Melalui cerita dan kesenian lokal, tiap warga masyarakat harus bekerja sama,” katanya. Selain itu, memperkenalkan budaya satu sama lain juga menjadi cara agar kekayaan budaya lokal dapat tetap bertahan di tengah gempuran budaya pop.

Film ini menggambarkan dengan lugas kepolosan kaum Aborigin dengan hukum adat yang masih mereka pegang teguh. Mengambil latar belakang pedalaman Australia yang alami dan belum terjamah peradaban modern, “Ten Canoes” menyihir Anda, membawa Anda kembali ke masa lalu.

Anang Dihujat Lantaran Tanya Kapan Ghea Nikah, Aurel: Kalau Gak Suka, Gak Usah Nonton

“Ten Canoes” mengambil setting di masa lalu ketika suku Aborigin masih jaya. Dayindi menginginkan salah seorang istri kakaknya. Untuk menunjukkan jalan yang benar bagi Dayindi, maka kakaknya menceritakan dongeng dari masa lalu, mengenai kisah cinta yang keliru, penculikan, ilmu sihir, dan pembalasan dendam.

VIVA Otomotif: Peluncuran All New Astra Daihatsu Ayla 2023

Daftar Mobil Baru yang Cicilannya di Bawah Upah Minimum

Bagi yang memiliki anggaran terbatas, kini tersedia berbagai pilihan mobil baru dengan cicilan bulanan di bawah upah minimum provinsi DKI Jakarta yang angkanya Rp5 jutaan

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024