Umat Hindu Bali Waspadai Gerhana Bulan

Gerhana bulan di New York, AS
Sumber :
  • AP Photo/Seth Wenig

VIVAnews - Menyambut gerhana bulan total yang diprediksi jatuh pada Kamis 16 Juni dinihari, masyarakat Hindu Bali menggelar ritual persembahyangan sekaligus meningkatkan kewaspadaan. Kewaspadaan terhadap gerhana bulan total itu ditandai dengan pemukulan kentongan di setiap desa pekraman (desa adat), sampai bulan kembali muncul normal.

Bagi masyarakat Bali, datangnya gerhana bulan total merupakan kejadian dan fenomena alam yang harus diwaspadai. "Dalam istilah Hindu, gerhana bulan itu bulan kepangan, sehingga warga diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan," kata Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama ( Provinsi Bali Ida Bagus Kiana kepada wartawan di Denpasar, Rabu 15 Juni 2011.

Datangnya gerhana bulan total berdasar kepercayaan umat Hindu selalu dikaitkan dengan fenomena alam yang bisa membawa kepada hal negatif maupun positif. Untuk itu, selama bulan kepangan itu, warga Hindu diharapkan melakukan persembahyangan di rumah masing-masing.

Biasanya, di setiap desa pekraman warga juga membunyikan kentongan hingga bertalu-talu selama terjadinya gerhana bulan. Hal itu sebagai simbol untuk mengusir pengaruh negatif saat gerhana bulan yang konon terjadi 100 tahun sekali ini.

"Dalam mitologi umat Hindu disebutkan bahwa Dewi Ratih (Dewi Bulan) di makan Kala Rahu (raksasa jahat) dan menjadi bulan kepangan. Sehingga, agar hilang gerhananya atau untuk mengusir Kala, warga membunyikan kentongan," tegas Wiana.

Karena terjadinya fenomena alam itu sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Bali, sehingga mereka otomatis sudah tahu harus bagaimana menyambut jika peristiwa itu terjadi. Jadi, tidak ada imbauan atau seruan dari secara kelembagaan Hindu.

Wiana meminta kepada seluruh masyarakat agar waspada, lantaran kemunculan fenomena alam itu biasanya selalu diiringi sebuah peristiwa. Apakah peristiwa yang membawa ke kebaikan atau positif atau negatif yang diidentik dengan bencana.

Untuk peristiwa negatif misalnya, pada saat gerhana bulan total ini warga dilarang melakukan perjalanan udara, darat dan laut. "Diharapkan warga di rumah berdiam diri, memohon kepada Tuhan agar diberi keselamatan. Nelayan diharapkan tidak melaut, karena situasinya bisa membahayakan mereka," katanya.

Demikian pula gerhana bulan. Hendaknya diwaspadai bagi mereka yang sedang hamil. Sebab pada saat itu, sedang turun Kala Rahu atau kejahatan sehingga mereka harus menyucikan diri, jangan sampai terlihat saat bulan kepangan.

Pendek kata, mereka diharapkan siaga dan terjaga saat gerhana bulan terjadi seraya berdoa dan ingat dengan Sang Pencipta.

Sementara bagi kalangan umat muslim seperti disampaikan Ketua MUI Kota Denpasar KH Musthofa Amin, juga tidak ada seruan atau imbauan formal untuk melaksanakan salat bersama. "Ya, kita serahkan kepada masing-masing umat yang akan bersembahyang di rumah masing-masing," kata dia.  (Laporan: Bobby Andalan, Bali | umi)

Salurkan Gaji hingga THR PNS, Sri Mulyani Sudah Gelontorkan Rp 70,7 Triliun
Brandon Salim dan Dhika Himawan

Effort Banget, Begini Proses Lamaran Brandon Salim dan Dhika Himawan yang Penuh Kejutan

Proses kejutan untuk melamar Dhika Himawan cukup panjang, pertama-tama, Brandon Salim meminta restu pada orang tua Dhika Himawan pada 29 Februari 2024

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024