- e-campusradio.com
VIVAnews - Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap seorang hakim ad hoc pada Pengadilan Hubungan Industrial, Imas Diansari karena diduga menerima suap dari seseorang berinisial OJ. Imas diduga berjanji pada OJ akan memenangkan perkaranya di tingkat kasasi di Mahkamah Agung.
"ID sebenarnya diduga ada janji bahwa akan menyelesaikan perkara tersebut. Pengertian lain, diduga hakim ID akan memenangkan perkara tersebut ditingkat kasasi," kata pimpinan KPK, M. Jasin di gedung KPK, Jakarta, Jumat 1 Juli 2011.
Namun, Jasin tak menyebutkan bagaimana Imas akan melaksanakan janjinya untuk memenangkan perkara OJ di tingkat kasasi. Pasalnya, Imas hanya hakim di tingkat pertama. Sedangkan tingkat kasasi ditangani oleh MA.
Yang jelas, kata Jasin, untuk melancarkan janji tersebut, Imas dan OJ selaku penyuap melakukan pertemuan di sebuah restoran di Cinunuk, Kota Bandung.
Sekitar pukul 19.30 WIB, tim KPK langsung menangkap tangan keduanya dengan barang bukti uang Rp200 juta di dalam kantong plastik. Pertemuan terlebih dulu dihadiri oleh OJ. Lalu, tak lama berselang, hakim Imas datang, dan OJ keluar restoran untuk menemui OJ.
"Lalu, OJ memberi tas plastik, disampaikan kepada ID. Dan OJ kembali lagi ke dalam restoran. Sesaat itu, KPK melakukan tangan kepada keduanya," tuturnya.
Selain uang Rp 200 juta yang terdapat di kantong plastik, KPK juga menyita mobil Toyota Avanza warna hitam dengan nopol D 1699 VN milik Imas.
Terkait status hukum untuk keduanya, kata Jasin, baru bisa ditentukan setelah 1x24 jam. "Saat sekarang masih dilakukan pemeriksaan keduanya. Batas waktunya 1x24 jam. Jadi jatuh temponya sekitar pukul 19.30. Baru ditentukan status hukum mereka berdua," jelasnya.
KPK hingga kini masih menelusuri kemungkinan adanya pihak lain dalam kasus tersebut. Namun, masih tergantung pada pengembangan tim penyidik. "Suap, proses tangkap tangan, maka keduanya, penyuap dan yang disuap diproses lebih dahulu," katanya. (umi)
Firasat Buruk Ibu Korban Kecelakaan Maut di Subang: Pas Berangkat Ban Bus Sempat Nyangkut
Diana, ibunda Mahesya korban kecelakaan maut di Ciater, Subang menceritakan firasat buruknya saat keberangkatan bus dari sekolah SMK Lingga Kencana.
