Harimau Teror Desa Tarok

Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) di Desa Tarok, Padang Pariaman
Sumber :
  • Antara/ Iggoy el Fitra

VIVAnews - Sejak 2009, warga Desa Tarok, Nagari Kapalo Ilalang, Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat, diresahkan oleh aksi harimau Sumatera. Diduga, ada dua ekor Inyik Belang yang beraksi di kampung di kaki pegunungan Bukit Barisan ini.

Tak terhitung hewan ternak warga dimangsa hewan yang masuk Appendix 1 alias sangat langka itu. Setidaknya ada puluhan ekor sapi, kambing, ayam dan bahkan kerbau sudah dimakannya. "Bahkan sudah ikut menyatroni rumah warga," kata Asriwal Pangeran, tokoh pemuda Desa Tarok, Senin 11 Juli 2011.

Namun, warga Tarok arif, harimau ini tak harus dibinasakan untuk mengatasi keganasannya. Selain dilindungi Undang-undang, sebagian warga juga percaya harimau-harimau ini titisan roh nenek moyang mereka.

Enam bulan lalu, mereka pun merancang penangkapan harimau ini. Sebuah kandang kayu berukuran 90 centimeter kali 200 centimeter disiapkan. Seorang tungganai atau pawang harimau pun dikerahkan untuk menggiring makhluk yang pantang disebut namanya secara langsung di kampung itu. Tak lupa, warga pun berjanji, jika sang raja hutan berhasil dijebak, sebuah pesta adat akan digelar.

Sabtu dinihari, 9 Juli 2011, lalu, seekor Inyik Belang (Panthera tigris sumatrae) berkelamin betina terjebak. Janji warga pun ditepati. Pesta adat digelar. Sejumlah kesenian tradisional digelar, lebih ramai bahkan dari pesta perkawinan.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat yang mengetahui peristiwa ini lalu mengirim petugas ke kampung ini. “Kami sedang melakukan rapat dengan Camat serta unsur masyarakat di sini agar bisa melakukan evakuasi,” ujar Chandra Putra, Kepala Seksi Konservasi Wilayah Dua BKSDA Sumatera Barat.

Negosiasi awal sempat buntu karena warga menginginkan jerih payah mereka menangkap sang raja hutan telah menelan banyak biaya. Tak sedikit biaya dihabiskan untuk menjerat dan menggelar pesta untuk sang raja hutan.

“Bukan kita menukarnya dengan uang, tapi paling tidak BKSDA mempertimbangkan itu,” ujar Pangeran. Ia berharap, harimau yang dipindahkan BKSDA hari ini di tempat di lokasi yang aman sehingga bisa terus bertahan hidup.

Menurut rencana BKSDA, harimau ini akan ditempatkan di Balai Konservasi Harimau di Bukittinggi. “Setelah kesehatannya pulih, harimau akan kembali dilepas ke habitatnya,” ujar Chandra.  (eh)

Laporan Eri Naldi | Padang Pariaman

Media Asing Soroti Suporter Indonesia di Qatar, Sebut Jadi 'Mini Jakarta'
Ilustrasi harga tiket pesawat pendorong inflasi.

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Anggota Komisi VI DPR RI yang juga Wakil Ketua Umum Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Evita Nursanty menolak rencana pemungutan iuran dana pariwisata.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024