VIVAnews - PT Bank Century Tbk melalui tim penyelesaian aset akan memprioritaskan penanganan aset milik 10 debitor besar yang bermasalah. Penyelesaiannya ditargetkan selesai tahun ini.
Menurut Dirut Bank Century Maryono, tim penyelesaian aset menemukan ada 32 debitor bermasalah. Namun kredit bermasalah terbesar dimiliki 10 debitor. SelainĀ kredit bermasalah, bank juga memiliki surat utang bermasalah yang juga akan dituntaskan tahun ini.
"Kita kejar aset bermasalah berupa kredit dan surat utang," kata Direktur Utama Bank Century Maryono di Jakarta, Kamis 22 Januari 2008.
Pada umumnya, kata Maryono, kredit bermasalah yang terjadi di bank akibat manajemen risiko saat di bawah manajemen lama belum berjalan baik. Untuk itu Bank Century akan memperbaiki pelayanan dari front liner hingga manajemen tingkat atas untuk pengelolaan risk manajemen ini.
Sayangnya Maryono tidak mengungkapkan berapa besar kredit bermasalah yang dimiliki 32 debitor tersebut, termasuk jumlah non performing loan. "Itu masih kita hitung lagi, tapi kita prioritas yang 10 debitor," kata Maryono.
Untuk memperbaiki bank, Maryono juga menjelaskan manajemen melakukan lima langkah transformasi bisnis. Pertama, perbaikan image perusahaan melalui konsolidasi internal, dengan melakukan program komunikasi korporasi yang efektif. Kedua, memperbaiki kondisi keuangan, seperti stabilisasi likuiditas, pengelolaan aset secara intensif, peningkatan fee based income dan penguatan struktur permodalan.
Ketiga, pengembangan bisnis melalui konsolidasi core business, memperkuat struktur pendanaan, pengembangan bisnis kredit consumer dan usaha kecil, pengembangan bisnis payment dan remittance. Keempat, penajaman manajemen risiko dan good corporate governance. Kelima, penyempurnaan organisasi dan infrastruktur pendukung.
Lima strategi transformasi tersebut ditempuh dalam tiga fase. Fase pertama disebut pembenahan permasalahan atau fase "Survival yang berlangsung Desember 2008 sampai Februari 2009. Fase dua menyangkut peletakan dasar bisnis yang sehat atau fase "Build the Fondation" pada Maret 2009-November 2009. Fase terakhir yaitu tumbuh di segmen yang fokus atau Fase "Focusing the Business" pada Desember 2009 hingga November 2011.
Manajemen juga menyempurnakan mekanisme keputusan bisnis, seperti persetujuan kredit untuk nasabah korporasi dan dengan nominal yang besar, sebagian besar diarahkan tidak lagi secara top-down. Pemutusan kredit kini dilakukan oleh komite dengan melibatkan unit-unit terkait, termasuk unit manajemen risiko.
VIVA.co.id
27 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Khofifah Hadiri Resepsi Harlah PMII Ke-64 di Kediri, Ajak Mahasiswa Bangun Konsolidasi Programatik
Jatim
16 menit lalu
Khofifah mendorong PMII untuk segera menyiapkan konsep bersama elemen bangsa lainnya guna menyiapkan plan of action untuk percepatan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Pilu, Wisatawan Diperkosa 2 Preman Lokal Saat Kunjungi Pulau Merah Banyuwangi
Banyuwangi
41 menit lalu
Malang nasib LJL, gadis berusia 17 tahun asal Kecamatan Srono yang mengalami peristiwa nahas karena diperkosa saat berwisata di Pulau Merah Banyuwangi.
Jadi Penyelamat Indonesia saat Adu Penalti Lawan Korsel, Ernando Ari Ungkap Hal Ini
Jabar
43 menit lalu
Sosok kiper Timnas Indonesia U-23, Ernando Ari belum selesai menjadi perbincangan pecinta sepakbola. Pasalnya, Kiper asal Persebaya Surabaya itu menjadi penyelamat saat a
Liverpool Gagal Raih Kemenangan, Salah dan Klopp Terlibat Cekcok
Jabar
sekitar 1 jam lalu
Salah satu klub raksasa Liga Inggris, Liverpool gagal meraih kemenangan di kandang West Ham United. Kegagalan itu pun diwarnai cekcok antara Mohamed Salah dan Juergen Klo
Selengkapnya
Isu Terkini