- CNBC
VIVAnews - Perekonomian global terus memburuk dalam beberapa bulan terakhir. China merupakan salah satu negara yang masih terus tumbuh positif di tengah-tengah resesi yang menghantam negara-negara maju.
Pertanyaannya, mungkinkah China rela berkorban membantu negara-negara lain yang tengah mengalami kesulitan uang, seperti Eropa dan Amerika Serikat?
Jun Ma, kepala ekonom Deutsche Bank untuk China, yang berbasis di Hong Kong mengatakan bahwa yang paling realistis bagi China untuk perekonomian global adalah memastikan dan mengangkat pertumbuhan sendiri. "Meski itu hampir cukup untuk mengangkat perekonomian global," kata dia seperti dilaporkan kantor berita Reuters, Jumat 23 September 2011.
Dua pilihan sulit bagi China: membelanjakan cadangan US$3,2 triliun dengan meluncurkan sejumlah belanja pemerintah atau membelanjakan uang itu untuk membeli obligasi pemerintah Eropa dengan mengabaikan realitas yang ada. Saat ini, China memang tak perlu stimulus. Namun, para pemimpin harus waspada bila membuat taruhan buruk pada utang Eropa.
Di sisi lain, bila pemerintah China membelanjakan ratusan miliar dolar dengan mengesampingkan pertimbangan domestik, seperti setelah runtuhnya Lehman Brothers pada 2008, mungkin ada sedikit kesempatan mendorong perekonomian.
Karena itu, menurut Jun, China akan melakukan misi penyelamatan perekonomian global? "Ini misi yang tidak mungkin," kata Jun Ma.
Jun mengatakan, apa yang mengakhiri panik pasca penyuntikan Lehman tak lain adalah pembelanjaan anggaran secara masif dan pemotongan suku bunga. Namun, Amerika Serikat dan Eropa tak bisa melakukan secara signifikan, sedangkan China saja tak cukup.
Sementara itu, Jun menambahkan, untuk mengimbangi dampak penurunan tiga persen dalam pertumbuhan ekonomi AS dan Eropa, China perlu meningkatkan pertumbuhan hingga 18 persen. (art)